tag:blogger.com,1999:blog-20184563278030498712024-02-19T14:57:49.671+07:00Rambang DangkuPembauran dari marga Empat Petulai Dangku dan marga Rambang Niru menjadi kecamatan di kabupaten Muara Enim propinsi Sumatera SelatanEtmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-69311020191562407532015-01-28T22:14:00.000+07:002015-01-28T22:14:08.605+07:00Selamat Tinggal BloggerSelama sekitar 7 tahun tanpa posting, ini adalah posting yang saya tulis sebagai ucapan perpisahan kepada pembaca blog Rambang Dangku, karena tidak memungkinkan untuk melanjutkan blog yang bertahun-tahun saya tinggalkan dimana situasinya sudah sangat berbeda.<br />
<br />
Pertama, situasi pekerjaan. ketika saya masa aktif mengelolah blog ini saya sedang menjadi karyawan sebuah kantor cabang distributor produk cap Lang dan memanfaatkan kelebihan kuota internet kantor yang hanya digunakan untuk saling berkirim email dengan kantor pusat dan juga banyaknya waktu luang karena kesibukan hanya terjadi pada pagi hari saat para salesman mempersiapkan barang dan sore hari saat mereka pulang dari lapangan.<br />
sedangkan sekarang saya adalah 'bos' yang harus mengatur sendiri keuangan 'perusahaan' dan memanfaatkan waktu seoptimal mungkin antara momong anak dan melayani pelanggan.<br />
<br />
Kedua, situasi TI. sebelum kedatangan Facebook, perkembangan blog sedang dalam kondisi booming, setiap hari ada ribuan blog baru dan setiap orang bisa mempunyai lebih dari satu blog baik dari blogspot, wordpress, blogdetik dll.<br />
sedangkan sekarang orang lebih senang mengunjungi jejaring sosial dibandingkan blog, seandainya masih mau nge-blog ada blog keroyokan semacam kompasiana atau tribunners.<br />
<br />
Ketiga, situasi jaringan. nah...ini yang sangat jauh berbeda. ketika dulu memakai fasilitas kantor menggunakan jaringan Speedy yang melalui kabel belum pernah mengeluhkan masalah kecepatan internet, berbeda sekarang ketika saya sudah kembali ke kampung halaman di pelosok sumatera dimana jaringan internet hanya mengandalkan jaringan sinyal 2G(GPRS/EDGE) walaupun penduduk indonesia dibagian lain sedang gegap gempita menyambut kedatangan jaringan 4G(LTE) setelah sebelumnya sudah terbiasa dengan jaringan 3G(HSDPA), sedangkan untuk posting di blogger agak lelet pada jaringan 2G ini.<br />
<br />
Berdasarkan ketiga alasan tersebut, maka saya akan mengakhiri riwayat blog ini dan untuk menyalurkan hobi menulis tentang cerita kampung halaman, saya membuat Fanpage <a href="https://www.facebook.com/patehkepur">LEMPEDAN-Lematang Empat Petulai Dangku</a> silahkan disukai(LIKE)<br />
<span class="fullpost">
</span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-76675067015632582752008-09-22T14:06:00.002+07:002008-09-22T14:10:01.410+07:00Tidak Ada Tambal Ban di Jalan ke Tanah Abang <meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Copr-02%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Salah satu akses menuju komplek Candi Bumi Ayu adalah melalui jalan yang mengikuti aliran sungai lematang, tepatnya di wilayah lematang ilir. Kalau dari jembatan yang menyeberang sungai lematang di Teluk Lubuk, tinggal mengikuti jalan menuju ke hilir maka Komplek Candi tersebut dapat ditemukan diperbatasan kecamatan Rambang Dangku dan Kecamatan Tanah Abang(Tenabang).</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Walaupun jalan Teluk Lubuk menuju Tanah Abang tersebut baru saja diperbaiki dan diperlebar, jangan harap akan menemukan ban bekas yang bertuliskan “Tambal Ban” yang digantung di sepanjang jalan seperti yang biasa ditemukan di jalur Pantura atau di jalur lainnya di pulau jawa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lalu apa yang harus dilakukan seandainya dalam perjalanan disana pecah ban atau sekedar tambah angin. caranya gampang, tinggal cari bangunan yang dilengkapi dengan kompresor angin, jejeran ban bekas dan biasanya ada spanduk merek oli, atau kalau masih kesulitan menemukannya tinggal tanya pada penduduk setempat “dimana tempat nampal ban”.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ya. Tampal Ban, begitulah penduduk setempat menuliskannya dan itu bukan salah tulis tapi memang mengucapkannya juga tampal ban, kalau menjadi kata kerja menjadi nampal ban(menambal ban). Bahkan saya pernah membaca edaran resmi dari pejabat setempat yang menuliskan tertib menjadi tertip, sehingga Kamtibmas menjadi Kamtipmas atau ketertiban menjadi ketertipan.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lucunya, ketika pertama kali merantau ke pulau jawa, saya malah menyalahkan para tukang tambal ban yang kebanyakan dari etnik batak yang salah menulis Tambal Ban, karena sepengatahuan saya yang benar ya Tampal Ban itu.</p>
<br />Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-3969224328094370382008-09-20T14:57:00.003+07:002008-09-22T14:12:40.521+07:00PT. TEL Gelar Beasiswa ke ATPK Bandung<div align="justify">Tahun 2008 ini, PT. Tanjung Enim Lestari Pulp & Paper (PT. TELPP) memberikan kuliah kuliah jenjang D3 di Akademi Teknologi Pulp & Paper (ATPK) Bandung. Program perdana ini ditujukan untuk siswa SMU IPA atau STM tamatan 2006-2008.<span class="fullpost"><br />PT. TEL melakukan sosialisasi kepada 24 desa yang ada di Kecamatan Rambang Dangku, Talang Ubi dan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim. Tiap desa berhak mengirimkan 1 siswa yang jumlah nilainya paling tinggi untuk 4 mata pelajaran : Bahasa Inggris, Kimia, Fisika dan Matematika dalam Daftar Nilai Ujian Nasional.<br />Sayangnya, Cuma 20 desa saja yang mengirimkan wakilnya di tahap pertama ini. setelah semua desa punya wakil, diadakanlah tes tertulis pada Senin, 21 Juli 2008 yang bertempat di graha Medang PT. TEL. tes tertulis ini memakan waktu sekitar 6 jam yang terdiri dari Uji Fisika, Kimia, Matematika dan Bahasa Inggris.<br />Pada 22 Juli 2008, digelarlah tes kedua yaitu tes wawancara dan psikologi, tes ini bertujuan mengenali emosi peserta, motivasi dan kesiapan mereka, dari dua rangkaian tes inilah ditentukan peringkat satu sampai tiga yang berhak mendapat beasiswa ATPK. Tes ini langsung ditangani oleh tim(dosen) dari ATPK yakni Susi Susilawati dan Wieke Pratiwi selaku pimpinan tertinggi ATPK.<br />“Semua kami serahkan pada pihak ATPK, jadi TEL tinggal menerima hasilnya,” ujar Bapak Saleh Hendra dari Community Development PT. TEL.<br />Pihak TEL mengumumkan hasil tes pada 23 Juli 2008, dan yang berhak mendapat beasiswa penuh ke ATPK sebagai akademi satu-satunya di indinesia yang mempelajari pulp dan paper, mereka adalah Hidayat Arifin(Baturaja), Aninda Bella Dina(Lubuk Raman) dan Agung Rhama Faujan(Banuayu).<br />Setelah kelulusan ini, ketiga siswa beruntung ini mesti mengikuti srangkaian seremonial seperti tanda tangan kontrak, temu wicara dengan camat Rambang Dangku, Bupati Muara Enim dan sejumlah media<br /><br /></div></span>Hidayat Arifinhttp://www.blogger.com/profile/03849880409959873901noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-36069500907082162912008-08-26T13:43:00.001+07:002008-08-26T13:48:53.637+07:00Legenda Asal Mula Lomba BidarLomba bidar adalah lomba mendayung perahu yang dinamai ‘bidar’. Seni dayung tradisional Palembang ini hidup sejak zaman dahulu kala hingga sekarang. Pada perayaan hari besar, terutama Hari Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus, lomba bidar dilangsungkan di Sungai Musi yang mengalir di tengah-tengah kota Palembang. Perahu bidar berbentuk khusus. <span class="fullpost"><br /><br />Bidar adalah singkatan dari biduk lancar. Sejenis biduk (perahu) yang zaman dahulu kala khusus digunakan oleh petugas penghubung atau kurir. Bentuknya kecil dan hanya muat untuk seorang. Akan tetapi, pada perlombaan sekarang, satu perahu didayung oleh belasan orang.<br /><br />Menurut cerita, lomba bidar bermula dari peristiwa Putri Dayang Merindu. Seorang gadis cantik jelita tinggal di bagian hulu kota Palembang. Anak tunggal, ayahnya bernama Sah Denar, bersahabat dengan Tua Adil, teman sekampung keluarga kaya raya yang mempunyai anak pria bernama Dewa Jaya. Beranjak remaja, Dewa Jaya dikirim orang tuanya ke beberapa negeri lain untuk menuntut ilmu bela diri, terutama pencak silat.<br /><br />Bertahun-tahun menuntut ilmu, ketika kembali dia sudah jadi pemuda remaja yang tampan. Ia sangat kagum dan jatuh cinta pada dayang merindu, yang sejak kecil menjadi teman bermainnya. Dewa Jaya minta agar orang tuanya melamar. Sah Denar dan istrinya senang mendengar hasrat melamar itu.<br /><br />Ketika suami istri menanyai anak mereka, Dayang Merindu dengan lembut menjawab:<br />“Mohon ampunan pada Ayah dan Bunda. Belum tersirat rasa cinta di hati saya terhadapnya. Oleh karena itu, saya belum mau mengatakan bersedia jadi istrinya. Namun, jika Ayah dan Bunda memaksa, saya tidak akan durhaka pada orang tua.” Sah Denar dan istrinya berpendapat, mungkin karena Dayang Merindu baru berusia sembilan belas tahun, belum ada hasrat bercintaan dengan pemuda. Ketika keluarga Tua Adil datang melamar, mereka menerima lamaran itu dengan ikatan pertunangan.<br /><br />Sementara itu, di sebuah kampung di hilir kota Palembang, ada seorang pemuda bernama Kemala Negara, anak keluarga petani di tepi Sungai Musi. Selama merantau mencari nafkah ke negeri lain, dia banyak belajar ilmu bela diri. Pada suatu hari, Kemala Negara sedang mandi bersama teman-temannya di Sungai Musi. Mereka melihat sebuah cawan tembaga kecil hanyut terapung dari hulu. Kemala Negara berenang ke tengah sungai mengambilnya.<br />“Biasanya cawan dan bunga serta minyak yang wangi seperti ini adalah bahan keramas cuci rambut wanita,” kata Kemala Negara. Temannya sependapat dan ada yang mengatakan, pastilah benda keramas itu milik wanita kaya raya, bangsawan.<br />“Benar. Apa gerangan sebabnya benda seanggun dan semahal ini bisa hanyut? Mungkin ada pria jahat yang mengganggu wanita yang sedang keramas itu. Kita harus berusaha mengembalikannya,” ujar Kemala Negara. Temannya berkata:<br />“Benar. Carilah siapa pemiliknya, Kemala! Mana tahu nasib baik, pemiliknya masih gadis dan cantik pula. Sepadan dengan kau.” Kemala Negara setuju pendapat temannya. Disimpannya cawan itu tanpa mengusik isinya. Hari itu juga, dia sendiri berperahu menghulu Sungai Musi.<br /><br />Dua hari berperahu menghulu, terus bertanya, dan bersua dengan seorang gadis yang sedang mengambil air. Gadis itu tersenyum menjawab:<br />“Benar, Tuan Muda. Ini cawan keramas milik temanku. Dayang Merindu namanya. Tiga hari yang lalu kami mandi beramai-ramai. Dia keramas mencuci rambutnya. Diletakkannya cawan ini di rakit dan kami mandi bermain simbur-simburan. Dia sangat risau karena cawannya ini hanyut.”<br />“Terima kasih. Tolonglah Adik kembalikan padanya,” ujar Kemala Negara.<br />Gadis itu kagum meliht pemuda yang berwajah tampan di hadapannya. Dia berkata:<br />“Tuan Muda sendirilah yang mengembalikannya. Itu rumahnya di hulu situ. Pasti dia sangat berterima kasih.<br />“Ah, tolong kembalikanlah Dik. Saya khawatir nanti kalau-kalau dia mengira cawannya ini saya ambil begitu saja.”<br />“Tidak, Tuan Muda. Dayang Merindu itu gadis paling cantik jelita di seluruh kampung ini. Sangat rendah hati dan ramah. Tuan Muda sudah menemukan dan dua hari jauh-jauh dari hilir sana mengantarkannya ke sini.” Tapi karena Kemala Negara menolak untuk mengantarkan, gadis itu berkata:<br />“Baiklah. Sebentar lagi saya akan ke rumahnya. Kami akan mandi ramai-ramai petang ini. Nanti akan saya ceritakan semua kepadanya. Tuan Muda tunggu kami di tepi semak jalan ke tepian mandi. Serahkanlah langsung kepadanya.” Kemala Negara setuju. Ditambatkannya perahu di dekat belukar, dia menanti di jalan ke tepian mandi. Ketika dilihatnya gadis tadi datang bersama empat gadis, dapatlah dia menduga yang mana gerangan Dayang Merindu. Ketika saling pandang dari jarak yang masih agak jauh, pertama kali dalam hidupnya Dayang Merindu merasa darahnya bergetar, kagum melihat Kemala Negara membungkuk tnda hormat. Dayang Merindu langsung berujar:<br />“Temanku ini sudah menceritakan semua. Alangkah tingginya baik budi Tuan, telah menemukan dan sudi bersusah payah mengantarkan cawan itu.”<br />“Maaf Putri Jelita. Terimalah cawan ini. Saya bahagia karena telah dapat mengembalikannya,’ kata Kemala Negara. Dayang Merindu menyambut cawan itu. Masih saling memegang cawan, Dayang Merindu berujar:<br />“Dengar apa gerangan saya dapat membalas baik budi Tuan?”<br />Kemala Negara tak mampu berkata-kata. Darahnya gemuruh. Keduanya saling merasakan api cinta pertama bergelora di jiwa. Dayang Merindu sadar dan merasa malu pada teman-temannya. Ditariknya cawan itu. Namun, teman-temannya yang sudah maklum sengaja menjauh. Kemudian, berbincang-bincanglah kedua remaja yang saling jatuh cinta itu. Berkatalah Kemala Negara:<br />“Silahkan mandi. Teman-teman sudah menanti. Bolehkan kita bersua lagi?”<br />“Saya juga ingin berkata begitu. Dapatkah kita bersua lagi? Kami mandi dua kali sehari. Tunggulah di jalan ini.”<br /><br />Tiga hari lamanya Kemala Negara berada di kampung itu. Enam kali mereka bersua dan berbincang. Ketika pulang ke kampungnya, Kemala Negara minta orangtuanya melamar Dayang Merindu. Akan tetapi, alangkah kecewanya mereka, ketika Sah Denar dan istrinya menolak lamaran, dengan alasan Dayang Merindu sudah dipertunangkan.<br />Kemala Negara sangat marah. Ditantangnya Dewa Jaya bertanding. Dewa Jaya tidak menolak. Keduanya menghadap Datuk kampung itu. Mereka menyatakan ingin bertanding. Siapa yang menang dialah yang berhak jadi suami Dayang Merindu.<br /><br />Diumumkanlah ke seluruh kampung akan diadakan pertandingan. Seluruh penduduk pun berkumpul menyaksikan. Hanya Dayang Merindu yang tak mau keluar dari rumah. Dia sangat cemas kalau-akalu Kemala Negara kalah. Setengah hari penuh kedua pemuda itu bertanding pencak silat. Ternyata tak ada yang kalah. Oleh karena itu, Datuk memutuskan, pertandingan dialihkan pada lomba bidar. Siapa yang lebih dahulu mencapai garis finis, dialah yang menang.<br /><br />Pada hari yang ditentukan, seluruh penduduk menyaksikan di tepi Sunagi Musi. Kedua pemuda itu mendapat sebuah perahu bidar yang kecil. Seluruh penduduk berdebar-debar menyaksikan karena ternyata kedua pemuda itu sama kuat dan sama cepat. Keduanya menggunakan tenaga dalam masing-masing. Ternyata keduanya mencapai garis finis pada saat yang bersamaan. Akan tetapi, seluruh penduduk menjdi cemas karena melihat kedua pemuda itu tertelungkup di perahu masing-masing. Ketika diperiksa, keduanya sudah tidak bernyawa lagi.<br /><br />Mendengar berita itu, Dayang Merindu meninggalkan rumahnya. Datang ke pendopo dimana kedua mayat pemuda itu dibaringkan. Dia berdiri menghadap sang Datuk yang duduk di kursi kehormatan dekat kedua mayat itu. Dengan hormat, gadis itu berkata:<br />“Saya dan Kemala Negara saling mencinta. Akan tetapi, saya tahu Dewa Jaya juga sangat mencintai saya. Cintanya direstui oleh orang tua saya. Sekarang keduanya sudah menjadi mayat. Saya ingin berlaku adil terhadap keduanya. Mohon agar Datuk belah menjadi dua tubuh saya ini. Yang sebelah mohon dikuburkan bersama Kemala Negara dan yang sebelah lagi dikuburkan bersama Dewa Jaya.” Hadirin dan Datuk terpana mendengar keputusan Dayang Merindu itu. Sebelum mereka sempat berkata dan berbuat sesuatu, tangan kanan Dayang Merindu yang sejak tadi memegang sebelah pisau yang diolesi dengan racun terayun cepat. Ujung pisau menusuk dadanya. Dia rebah dan tewas di tempat itu.<br /><br />Menurut cerita, seluruh penduduk sangat menghormati dan menyanjung Dayang Merindu yang berani berlaku adil terhadap pemuda yang mencintainya. Jika mereka mengadakan acara untuk memperingati Dayang Merindu yang jadi idola seluruh penduduk, mereka mengadakan lomba bidar.<br /><br />Cerita ini legenda belaka. Orang tak percaya itu pernah terjadi. Namun, di Palembang, tempat Dayang Merindu mandi berkeramas, sampai sekarang bernama Kampung Keramasan. Lomba bidar dikembangkan, sampai sekarang dan seterusnya akan hidup sebagai seni tradisional dayung Palembang. Kisah Dayang Merindu masih terus hidup sampai sekarang. Kisah ini sering dipentaskan dengan tari, melambangkan kecantikan, kejujuran, penghormatan pada orang tua dan kemampuan bertindak adil terhadap orang yang telah berkorban jiwa karena mencintainya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Pustaka : Rumah Baca Liana indonesia (http://liana-indonesia.blog.co.uk)</span><br /><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-81816765759008672722008-08-21T11:21:00.000+07:002008-08-21T11:23:45.641+07:00Batu Kileng di Pantai UluMenurut legenda, bentuk sungai Lematang yang berkelok-kelok seperti ular adalah ulah Serunting Sakti si Pahit Lidah. dulunya sungainya lurus, karena malu istrinya yang sedang buang hajat di muara terlihat olehnya yang sedang jauh di hulu, akhirnya dengan kesaktiannya diubahlah menjadi seperti sekarang.<br /><span class="fullpost"><br />Arus deras sungai Lematang pada saat banjir berperan paling besar dalam mengubah bentuk sungai, bahkan setiap tahun selalu terjadi pergeseran tanah dipinggir sungai, bagian ulak adalah bagian sungai yang pinggirnya berupa tebing tanah yang selalu runtuh terkena terjangan arus sungai sehingga tanahnya akan terus berkurang dan biasanya di seberangnya berupa tanah berpasir yang landai seperti pantai pada umumnya, bagian yang landai ini tanahnya akan selalu bertambah dari endapan lumpur yang dibawa banjir.<br /><br />Sekitar tahun 80-an, pinggiran sungai lematang di desa Baturaja banyak berderet tangga yang digunakan untuk mandi maupun pangkalan tempat menambatkan perahu, karena bagian ulak masih di pertangahan desa, sedangkan pantainya terletak dibagian ulu(hulu) desa sehingga disebut pantai ulu, namun sekarang bagian ulaknya sudah jauh bergeser ke hilir desa dan pantainya juga tidak pantas lagi disebut pantai ulu karena sudah di pertengahan desa bahkan 5-10 tahun lagi akan menjadi pantai ilir.<br /><br />Pantai ulu akan selalu ramai saat musim kemarau tiba, karena semua sumur penduduk kering sehingga acara mandi dilakukan di sungai, masa saya masih anak-anak ke pantai ulu bukanlah sekedar acara mandi tetapi yang lebih penting bermainnya, setelah kepanasan bermain pasir, lari masuk ke sungai, main pasir lagi.<br /><br />Ada benda-benda aneh yang bisa ditemukan diantara tumpukan pasir salah satunya batu kileng, sulit dipercaya batu yang keras dan licin tersebut bisa dijadikan bahan bakar bakar apalagi batu tersebut dipercaya berasal dari fosil kayu berusia jutaan tahun, setelah dewasa saya mengetahui bahwa batu tersebut ternyata batu bara yang bisa dijadikan bahan bakar PLTU dan tak lama lagi batu kileng tersebut akan ditambang didesa kami.<br /><br /><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-31096357621143300762008-08-21T11:19:00.001+07:002008-08-21T11:24:31.770+07:00Ulak Puyang RajeDahulu kala ketika buaya masih bebas berkeliaran di sungai lematang, tempat pemandian dipinggir sungai lematang diberi pagar agar tidak diserang buaya, namun ada saja korban yang diserang buaya, seperti kisah Pugok(kakek) Batul berikut ini.<br /><span class="fullpost"><br />Pugok Batul yang sedang memasang rawai yaitu seutas tali nylon yang dibentangkan menyeberangi sungai dan digantungi puluhan mata kail tiba-tiba diserang buaya raksasa dan ditelan hidup-hidup kemudian dibawa kekediamannya, ketika didalam perut buaya Pugok Batul teringat cebatok yang selalu dibawanya, dengan susah payah dibelahlah perut buaya tersebut, namun setelah keluar dari perut buaya ternyata dia sudah berada ditempat yang asing, seperti gua dalam air yang dipenuhi buaya.<br /><br />Singkat cerita Pugok Batul selamat kembali kepermukaan sungai dengan badan penuh luka dan tanpa pakaian, orang-orang yang melihat berlarian ketakutan karena menyangka dia sudah meninggal setelah berhari-hari dinyatakan hilang disungai, walaupun sempat dirawat akhirnya Pugok Batul meninggal karena luka-luka bekas gigitan buaya disekujur tubuhnya.<br /><br />Penduduk setempat menyebut tempat sarang buaya tersebut sebagai Ulak Puyang Raje, terletak di hilir desa Baturaja, ketika tempat tersebut rusak karena tanah di kawasan tersebut ambruk kebawah menyerupai kawah dipinggir sungai, lama-kelamaan semakin dangkal tertutup lumpur sungai lematang, bahkan tak jauh beda dengan danau yang terbentuk dari Lematang Putus yang akhirnya menjadi tempat berkebun penduduk sekitar.<br /><br /><span style="font-style: italic;">* ulak = bagian sungai yang dalam, permukaan airnya membentuk pusaran</span><br /><span style="font-style: italic;">* puyang = orangtua dari kakek/nenek, leluhur(nenek moyang)</span><br /><span style="font-style: italic;">* cebatok = sejenis golok</span><br /><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-58696442820341641702008-08-20T14:19:00.001+07:002008-08-20T14:23:00.883+07:00Geliat Pembangunan Kembali BerdenyutTanah kelahiranku desa Baturaja terletak di perlintasan dua jalan penting, dari barat ke timur adalah jalan yang mengikuti aliran sungai Lematang karena budaya masa lalu yang menjadikan sungai sebagai sarana transportasi utama, sedangkan dari utara ke selatan membentang jalan yang dibangun Pertamina yang dulunya menghubungkan Pendopo ke Prabumulih.<br /><span class="fullpost"><br />Jalan dari Teluk lubuk sampai Tanah Abang yang membentang dari barat ke timur melalui desa kelahiranku sedang dibenahi, saat ini lebarnya menjadi 8 meter walaupun belum di aspal karena pembangunannya masih berjalan hingga sekarang, pembangunan ini ternyata bukan hanya untuk mendukung Visit Musi 2008 yang menjadikan kawasan Candi Bumi Ayu yang ada di Tanah Abang(tenabang) sebagai salah satu tujuan wisata tetapi lebih dari itu, pembangunan ini terkait dengan rencana pengembangan energi batu bara dan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di beberapa daerah di Sumsel berbahan baku batu bara. Di antaranya, PLTU Bangko Tengah kapasitas 4x600 MW di Kecamatan Lawang Kidul dan Tanjung Agung, PLTU kapasitas 2x100 MW di Kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim, dan PLTU Banjar Sari di Kecamatan Merapi, Lahat kapasitas 2x100 MW.<br /><br />Bahkan jalan Pertamina yang mengarah ke utara yang dulunya hampir menjadi jalan setapak karena tumbuhan akar rambat yang tumbuh liar menutup badan jalan kini diperbaiki kembali, puluhan rumah yang dibangun dibahu jalan milik Pertamina sudah mendapat peringatan agar membongkar bangunan masing-masing. Semenjak ditinggal Pertamina yang dulunya sangat tergantung jalan tersebut untuk transportasi ke kota Prabumulih melalui Pangkalan Babat, jalan tersebut nyaris tidak pernah dilalui kendaraan berat. Apalagi keadaan debit air sungai Lematang yang berkurang membuat kapal ponton tidak bisa leluasa menyeberang. untuk mengantisipasi hal tersebut, direncanakan jembatan yang menyeberangi sungai Lematang tepat di hilir desa Baturaja.<br /><br />Mang Tam yang ikut petugas peneliti batu bara punya cerita menarik, ketika petugas mengebor untuk mendapatkan sampel untuk diteliti ternyata yang ditemukan adalah minyak mentah dan gas, "betapa kayanya desa ini" ucap mereka dengan takjub, karena batu bara yang dicari ada dilapisan bawah setelah minyak dan gas tersebut. untuk menghindari bahaya, daerah yang diketahui mengandung minyak dan gas tidak dijadikan lokasi tambang batu bara namun akan ditambang setelah minyak dan gasnya habis.<br /><br />Semoga saja penduduk lokal tidak lagi hanya menjadi penonton dari gegap gembitanya pembangunan, seperti yang terjadi puluhan tahun lalu, ketika Pertamina sedang gencar-gecarnya mengeruk kekayaan minyak dan gas bumi di desa mereka, kala itu seluruh tenaga kerja didatangkan dari luar sampai tukang masak dan tukan cuci pun bukan penduduk lokal, namun untuk minta ganti rugi karena terjadi blow out yang menyebabkan hujan minyak sehingga seluruh penduduk harus mengungsi ke luar desa dan dilarang menggunakan api, baru bisa dilakukan sepuluh tahun kemudian.<br /><br /><span style="font-style: italic;">dari berbagai sumber</span><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-44899330367036525092008-08-15T14:48:00.003+07:002008-08-15T14:55:28.581+07:00Perbaikan Budidaya KaretYayasan Tambuhak Sinta (YTS), yayasan yang berkarya di Kec. Kahayan Hulu Utara, Kab. Gunung Mas, Palangka Raya, dengan didukung sepenuhnya oleh pemerintah setempat mencoba membantu dengan memfasilitasi masyarakat melakukan perbaikan-perbaikan teknik budidaya karet masyarakat menuju budidaya yang berkelanjutan.<br />Dengan perpaduan teknis modern dan kearifan lokal, diharapkan dapat peningkatan hasil yang lebih memuaskan, ramah lingkungan serta berkelanjutan. Dalam pendampingan tersebut dilakukan beberapa aktivitas, yaitu:<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-style: italic;">1. Perbaikan cara bercocok tanam</span><br />Kebiasaan masyarakat setempat setelah membuka lahan adalah m</span><span class="fullpost">enanam padi (padi gunung), yang langsung diikuti dengan penanaman karet atau setelah panen padi selesai di lahan yang sama. Setelah mengikuti pelatihan, masyarakat mulai memperbaiki cara pengelolaan lahannya yang diawali dengan pengaturan jarak tanam. Karet ditanam dengan jarak yang teratur seukuran 3x7, 4x6, atau 5x5 meter untuk lahan datar. Sedangkan, untuk lahan yang berbukit-bukit mereka menggunakan sistem kontur “A” untuk</span><br /><span class="fullpost">menyesuaikan dengan kemiringan bukit sehingga mempermudah pemeliharaan karet dan penyadapan menjadi efektif dan efisien.<br /><br /><span style="font-style: italic;">2. Penggunaan tanaman sela</span><br />Sementara menunggu tanaman karet menghasilkan, masyarakat membudidayakan tanaman sela seperti jenis kacang-kacangan, lombok, terong, semangka, dan lain sebagainya. Mereka juga tetap menanam padi pada musim tanam berikutnya. Musim tanam padi gunung adalah Oktober-Maret. Adanya tanaman sela secara tidak langsung turut membantu pemeliharaan karet karena tanaman sela memerlukan perawatan teratur, sepert</span><span class="fullpost">i pemupukan dan pembersihan gulma. Kegiatan ini dilakukan sampai lahan tidak mungkin lagi ditanami karena ternaungi tanaman karet yang sudah mulai rimbun. Dengan demikian, karet bebas dari gulma dan lahan tetap menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi kebutuhan mereka.<br /><br /><span style="font-style: italic;">3. Perbaikan cara menyadap karet</span><br />Awalnya petani menyadap karet dari kiri atas ke kanan bawah dan dari kanan atas ke kiri bawah dengan menyebabkan 2 mata luka, atau menyadap dari kanan atas k</span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCaKrB1KjnhSo9oW56IpptMuHQO2qTIxbEZ_iXnrCK-8KXY3Ao6gWG2OiAyOJbnzSy82Uml3lxn-IbE7lCsuu_QBFPOkzHc4zE31iElSinX-S7-CaYoEMPYVV02YM2U3GYDzwqyhu9po4/s1600-h/Cara+Nakuk.bmp"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCaKrB1KjnhSo9oW56IpptMuHQO2qTIxbEZ_iXnrCK-8KXY3Ao6gWG2OiAyOJbnzSy82Uml3lxn-IbE7lCsuu_QBFPOkzHc4zE31iElSinX-S7-CaYoEMPYVV02YM2U3GYDzwqyhu9po4/s320/Cara+Nakuk.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5234649402921628930" border="0" /></a><span class="fullpost">e kiri bawah (lihat foto ). Sering juga hasil torehan menimbulkan pelukaan sampai ke jaringan kayu, sehingga menimbulkan kerusakan bidang sadap.<br />Ini mengakibatkan masa panen yang seharusnya bisa mencapai 30 tahun menjadi hanya 5 tahun atau tidak berkelanjutan. Setelah memahami teori tentang pohon karet dan membandingkan hasilnya dengan kebiasaan menyadap sebelumnya, kini masyarakat menyadap karet dari kiri atas ke kanan bawah dengan seminim mungkin menimbulkan pelukaan sehingga akan menghemat bidang sadap. Hal ini diakui pula oleh Tondan (45 th), petani karet dari Desa Tumbang Manyoi. Menurutnya, teknik penyadapan yang benar seperti yang disampaikan oleh fasilitator dari YTS, menjadikan proses penyadapan lebih efektif dan menguntungkan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">4. Kearifan lokal dalam cara membekukan latex</span><br />Setelah melakukan perbandingan kebiasaan setempat membekukan latex menggunakan saing/umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst) dengan tempat lain yang menggunakan tawas, masyarakat akhirnya memutuskan bahwa lebih baik menggunakan saing. Karena hasil pembekuannya ternyata lebih baik. Selain itu, bahannya berasal dari tumbuhan yang banyak hidup di daerah setempat, sehingga mudah didapat dan tidak memerlukan biaya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">5. Teknik okulasi sebagai salah satu cara meningkatkan produktivitas karet lokal.</span><br />Dari pengalamannya selama ini, para petani mengetahui bahwa di kebun karet mereka terdapat beberapa pohon karet yang memiliki latex yang cukup banyak, melebihi dari pohon-pohon yang lainnya. Oleh karenanya untuk meningkatkan produktivitas karet lokal, dilakukan pembudidayaan dengan mengambil mata entris dari dahan pohon karet tersebut untuk ditempelkan pada bibit karet yang telah disiapkan sebelumnya pada lahan pembibitan karet lokal. Lalu tanaman tersebut dipergunakan sebagai batang entris yang akan diambil mata entrisnya untuk ditempelkan pada bibit persemaian lokal selanjutnya. Dengan demikian diharapkan karet lokal yang bermutu tinggi akan cepat dihasilkan dan dibudidayakan masyarakat setempat secara luas. Sehingga terjadi kenaikan tingkat<br />produksi dan mutu karet, yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan petani.<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" > Suwandi-Yayasan Tambuhak Sinta</span><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-27885202912728213952008-08-13T15:07:00.002+07:002008-08-13T15:24:38.540+07:00Mitologi Rambang Dangku<span style="font-weight: bold;">Manusia Harimau</span><br /><br />Banyak kisah yang berkembang tentang adanya manusia harimau, di daerah Siku ada cerita dua orang saudara ipar sehabis berburu Napo beristirahat sejenak, sang kakak kemudian bercerita bahwa dia sebenarnya punya ilmu harimau, karena penasaran adiknya ingin melihat kakaknya merubah wujudnya menjadi harimau, untuk memenuhi permintaan adiknya, ia kemudian menggantung napo hasil buruan ke dahan pohon dan menyuruh adiknya naik ke atas pohon setinggi-tingginya kemudian berpesan kalau ingin dia berubah kembali jadi manusia tinggal panggil namanya.<br /><span class="fullpost"><br />Kakaknya kemudian mulai membaca mantera, perlahan-lahan terlihat perubahan terjadi pada kakaknya, ketika sudah berubah menjadi harimau, dalam keadaan lapar naluri binatangnya keluar, napo hasil buruan mereka langsung diterkamnya, adiknya ketakutan setengah mati diatas pohon tak ingat pesan kakaknya.<br />Sejak kejadian itu kakaknya yang sudah berubah wujud menjadi manusia mengantarkan adiknya pulang, kemudian dia pergi meninggalkan kampungnya.<br /><br />Di desa Baturaja bercerita tentang manusia harimau tidak bisa lepas dari kisah Raden putra Alimimpar, bermula ketika Raden kecil kabur dari rumah karena dimarahi bapaknya, setelah lama tidak pulang sebagian penduduk setempat melihat seorang anak kecil yang badannya dipenuhi bulu, sehingga orang percaya kalau Raden sudah berubah menjadi manusia harimau.<br /><br />Pernah ada kejadian ketika adiknya dipukul suaminya Daud, tiba-tiba dia diserang sesuatu yang tidak tampak, atau ada juga petani yang ke kebun/talang membawa ibat(sangu) ternyata habis secara misterius, masyarakat setempat percaya kalau itu perbuatan Raden yang menggunakan ilmu tak tampak.<br /><br />Pada saat musim durian, kadang-kadang dia mendatangi orang yang menunggu durian jatuh untuk minta buah durian, karena memang dia sangat menyukai buah tersebut, orang tersebut hanya mempersilahkannya mengambil sendiri durian dibawah sudung, namun keesokan paginya orang tersebut tidak melihat jejak kaki manusia di tanah yang becek, yang ada hanya jejak kaki harimau.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Melburu</span><br /><br />Gambaran Melburu menurut masyarakat Rambang Dangku adalah manusia berkepala anjing yang selalu membawa tongkat, siapapun yang berhasil merebut tongkat tersebut darinya, maka Melburu tersebut akan mengabulkan apapun permintaan orang yang merebut tongkatnya, asalkan tongkatnya dikembalikan.<br /><br />Menurut riwayat orang dulu, Melburu sebenarnya seorang raja yang sangat sakti dan suka memamerkan kesaktiannya, yaitu kepalanya kalau dipotong akan menyatu kembali tanpa bekas sedikitpun, karena kesal dengan kelakuannya tersebut, saat kepalanya sedang dipotong ada yang menceburkan kepalanya kedalam sumur yang sangat dalam, kemudian menggantinya dengan kepala anjing.<br /><br />Karena malu, akhirnya dia meninggalkan kerajaanya, dan selalu menghindar kalau bertemu manusia, sehingga hanya sedikit orang yang pernah melihat Melburu secara langsung, yang kadang terlihat di batangari dalam hutan sedang mencari siput.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dugok</span><br /><br />Hidup di dalam sungai, berwujud seperti kera dan mempunyai rambut panjang, rambut tersebut digunakannya sebagai senjata untuk menjerat mangsanya untuk dihisap darahnya, sebagian menganggap kalau naik kedaratan dia akan berubah wujud menjadi kuntilanak.<br /><br />Tidak ada yang tahu pasti, apakah Dugok ini termasuk makhluk halus penunggu sungai atau hanya binatang air, namun masyarakat Rambang Dangku sangat percaya akan keberadaan Dugok<br /><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-66719546767245713412008-08-12T15:47:00.001+07:002008-09-01T16:20:04.737+07:00Cerita Orang Orang Dahulu<span style="font-weight: bold;">Mat Aliudin</span><br />Ketika kerajaan palembang menghadapi ancaman musuh, raja(sunan) memanggil orang-orang sakti untuk minta bantuan, menghadaplah Mat Aliudin yang sedang bisulan kaki berjalan terpincang-pincang, melihat hal tersebut diusirlah dia dari istana karena tidak ada tampang sedikitpun kalau dia adalah orang sakti.<br /><span class="fullpost"><br />Ketika hendak pulang dia pergi ke sungai lematang membentangkan kain putih di permukaan air kemudian langsung duduk bersila diatas kain tersebut dalam keadaan terapung, menyaksikan keganjilan tersebut petugas istana langsung memanggilnya ketika melihat kain yang didudukinya mulai bergerak melawan arus.<br /><br />Akhirnya desa tempat asal Mat Aliudin tersebut diberi nama Bantu Raja, karena dia berhasil membantu raja dengan kesaktiannya.<br /><br />Ada juga yang berpendapat kata Bantu Raja didapat ketika ada kapal kerajaan yang sedang melewati sungai lematang yang sedang dangkal karena kemarau tersangkut, kemudian dibantu penduduk desa mendorong kapal tersebut.<br />Dalam perkembangannya desa Bantu Raja berubah menjadi Baturaja ketika jaman penjajahan Jepang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Puyang Naneng</span><br />Ada cerita unik ketika pertama kali jepang datang ke marga Dangku, ketika di desa Kuripan(bagian hulu baturaja) mereka diberitahu desa Bantu Raja hanya berjalan ke hilir melewati hutan dipesisir sungai lematang, ternyata yang mereka temukan desa Dangku(bagian hilir baturaja), di Dangku mereka diberitahu kalau mereka sudah melewati Bantu Raja untuk itu mereka harus kembali berjalan ke hulu, setelah kembali mereka sampai ke desa Kuripan lagi, begitu seterusnya sampai akhirnya ada pegawai pesirah yang membantu pasukan jepang, melihat daerah yang seharusnya tempat pemukiman penduduk Bantu Raja menjadi hutan berupa pohon besar-besar dan setiap pohon terlihat gembok yang biasanya dipasang pada pintu rumah.<br /><br />Penduduk desa Baturaja percaya puyang Naneng selalu datang membantu keturunannya(penduduk desa baturaja) setiap ada bahaya yang mengancam, pasukan jepang tidak bisa menemukan desa baturaja karena pandangan mata mereka melihat rumah penduduk sebagai pohon sehingga mereka hanya merasa melewati hutan saja.<br /><br />Bahkan dulunya angkong yang melewati desa Baturaja, harus memukul gong kalau tidak akan ada kerusakan pada angkong tersebut, entah sapinya ngamuk atau rodanya patah<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pateh Kepur</span><br />Pada sistem pemerintahan marga, kepala desa disebut keriye. walaupun sebenarnya Pateh kepur bukan penduduk asli, Pateh kepur disebut-sebut sebagai keriye pertama yang memerintah di desa baturaja, salah satu tempat bekarang yang banyak ditunggu adalah Lubuk Kepur karena paling lama keringnya dan banyak ikannya, selain itu nama Pateh Kepur sekarang menjadi nama jalan utama yang melewati desa baturaja<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dayang Rindu</span><br />Legenda Dayang Rindu sudah menjadi milik rakyat Muara Enim, sedikit yang tahu bahwa Dayang Rindu berasal dari desa Baturaja bahkan orang baturaja sendiri, karena setelah dinikahi Rie Carang pemuda dari desa Banuayu mereka menetap di daerah sekitar batangari Niru, bahkan pabrik kertas PT. Tanjung Enim Lestari sebagian didirikan diatas tanah milik keturunan Dayang Rindu, ceritanya justru berkembang didaerah Rambang Niru(Tanjung Raman, Simpang Niru dan sekitarnya) sebagai tempat tinggalnya setelah pertarungan dua pemuda yang memperebutkan dirinya di tempat asalnya desa Baturaja.<br /><br /><span style="font-style: italic;">* pesirah = kepala pemerintahan marga</span><br /><span style="font-style: italic;">* angkong = alat angkutan seperti pedati yang ditarik sapi</span><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-61659746233509479682008-07-23T13:14:00.008+07:002008-07-25T13:33:46.507+07:00Hobby barukuSudah hampir sebulan saya tidak meng-update blog-blog saya, karena saya telah dilenakan kegilaan baru yaitu googling ebook, ebook yang terakhir adalah novel tetralogy(sebenarnya baru tiga) karya Andrea Hirata yang berkisah tentang riwayat hidup penulis yang berasal dari pedalaman Belitung(ditulis belitong) yang akhirnya bisa menyelesaikan gelar S2-nya di Prancis.<br /><span class="fullpost">Novelnya terdiri dari empat seri(tetralogy), novel pertama <span style="font-weight: bold;">Laskar Pelangi</span> berkisah tentang 10 anak satu kelas dari SD sampai SMP Muhammadiyah dengan segala suka dukanya, kenakalan dan kegilaan yang diceritakan dengan indah.<br /><br />Novel kedua <span style="font-weight: bold;">Sang Pemimpi</span> bercerita tentang perjuangan tiga sahabat dalam mewujudkan mimpi mereka, berjuang membiayai sekolah(SMA) dengan keringat sendiri, kekompakan, kesetiakawanan yang tinggi, hingga akhirnya Arai dan Ikal pergi merantau dibekali celengan kuda oleh Jimbron yang memilih kerja di peternakan di kampung sendiri.<br /><br />Novel ketiga <span style="font-weight: bold;">Edensor </span>adalah kisah Arai dan Ikal yang berkelana di negeri orang, kisah pencarian cinta ikal kepada A ling, gadis yang memberikannya novel sebagai tanda perpisahan, novel tersebut menceritakan keindahan sebuah desa yang akhirnya desa tersebut ditemukan ikal.<br /><br />Novel keempat <span style="font-weight: bold;">Maryamah Karpov </span>yang sudah ditunggu-tunggu penggemar karya Andrea kabarnya tidak akan keluar sebelum Film Laskar Pelangi tayang, Filmnya sendiri kabarnya akan ditayangkan saat libur lebaran, film yang dibintangi Cut Mini, Tora Sudiro, Alex Komang beserta bintang-bintang baru dari anak-anak belitung mengambil setting di lokasi asli Belitung Timur.<br /><br />Kita tunggu tanggal tayangnya, bagi yang belum baca, harus baca novelnya, karena Riri Reza yang mensutradarainya akan membuat cerita film berbeda dengan versi novel.</span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-66370917301278393932008-06-12T10:50:00.001+07:002008-06-12T10:52:25.832+07:00Ting… Ting… Perutku Genting“Ting… ting… perutku genting karena tidak makan” ucap seorang anak kepada ibunya<br />“sabar nak, emak baru saja mau menanam bibit padi” sahut ibunya<br /><br />“Ting… ting… perutku genting karena tidak makan” ucap si anak lagi setelah beberapa hari kembali menagih.<br />“sabar nak, sekarang padi baru berbuah, emak harus menjaga padi” bujuk ibunya<br /><span class="fullpost"><br />“Ting… ting… perutku genting karena tidak makan” rintih si anak semakin lemah<br />“sabar nak, emak mulai ngetam nanti langsung emak jemur”<br /><br />“Ting… ting… perutku genting karena tidak makan” rintihan anaknya semakin tidak terdengar.<br />“sabar nak, gabahnya sudah kering nanti emak giling”<br /><br />“Ting… ting… perutku genting karena tidak makan”<br />“sabar nak, berasnya sudah jadi nanti langsung emak masak biar kamu bisa makan nasi”<br />Bujuk ibunya cemas<br /><br />“tapi mak, perut saya tambah genting…maaak…”<br />“ting……”<br /><br />Walaupun dongeng tersebut sering diceritakan sewaktu saya masih kecil tetapi saya tak pernah tahu maksud dongeng tersebut, bisa jadi hanya menggambarkan proses yang panjang terjadinya nasi supaya anak anak lebih menghargai arti sebutir nasi. <br />Bisa juga menggambarkan kesabaran ibu dan anak, atau kalau sekarang bisa juga menggambarkan pemerintah yang ingin memakmurkan rakyatnya namun sebelum itu terwujud rakyatnya sudah mati duluan, atau bahkan tidak berarti apa apa hanya sekedar pengantar tidur si buyung atau lelucon kosong<br /><br /><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-40359475589619331712008-06-06T10:57:00.001+07:002008-06-06T11:00:24.251+07:00Ringke NianLirik lagu dibawah ini mungkin satu-satunya lirik lagu yang seluruhnya menggunakan bahasa daerah marga dangku(yang sekarang menjadi kecamatan rambang dangku), mungkin selama ini lirik lagu yang saya tampilkan berasal dari playlist MP-nya mang Ilman Zuhriyadi, namun lagu ini tidak akan anda temukan disana karena lagu ini saya temukan dalam bentuk keping VCD(bukan format mp3) yang tidak mungkin saya upload ke MP saya, sehingga hanya saya tampilkan liriknya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ringke nian</span><br />Cipt : Usman Urha<br /><br />Semenjak nginak dengan<br />Aku jadi penasaran<br />Sehingge aku ribang<br />Nggok dengan ringke nian<br /><span class="fullpost"><br /><br />Reff…<br />Gaya dan rupe dengan<br />Ringke alap menawan<br />Ati rase tetawan<br />Tesirak dipikiran 2x<br /><br />Sukar nuntut bandingan<br />Lok dengan ringke nian<br /><br />Pecayelah padeku<br />Aku sayang nggok dengan<br />Walau s’ribu penghalang<br />Kasih saying dek luak<br /><br />Puas aku berayau<br />Kesane sini medang<br />Lah banyak yang ku ribang<br />Dekde ringke lok dengan<br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-35247189013242220812008-06-02T09:36:00.003+07:002008-06-05T16:18:35.049+07:00Mencari Sumber Air<div style="text-align: justify;">Pada saat kemarau, air yang mengalir di batangari(anak sungai) menjadi kering, padahal batangari adalah sumber air utama bagi petani di talang, kalau untuk sekedar minum dalam keadaan darurat mereka bisa memotong tumbuhan akar yang merambat pada pohon besar kemudian mendongak untuk menampung air yang mengalir dari potongan akar tersebut, tapi untuk menyiram tanaman mereka harus menggali sumur.<o:p></o:p><br /><o:p></o:p><br /><o:p></o:p>Bagi para masyarakat petani, sangat penting memilih tempat yang tepat untuk menggali sumur, salah salah bisa saja menggali sudah sangat dalam namun tidak ada mata air yang ditemukan atau walaupun ada tapi sedikit.<o:p></o:p><br /><o:p></o:p><span class="fullpost"><br /><o:p></o:p><span id="fullpost">Masyarakat pedesaan punya cara sendiri untuk memilih tempat yang cocok untuk menggali sumur yaitu dengan cara menyebarkan daun pada malam hari di halaman yang akan digali kemudian paginya dilihat daerah mana yang paling banyak embun yang menempel pada daun yang disebar tadi malam maka daerah itulah yang paling cocok untuk menggali sumur. Lebih mudah lagi kalau mau membuat sumur dikebun karena tidak perlu menyebar daun, cukup melihat embun pada daun di pohon.<o:p></o:p><br /><o:p></o:p><br /><o:p></o:p>Cara tersebut ternyata berlaku juga pada masyarakat jawa, Pak Podo contohnya, selain menjadi karyawan pabrik di Serang Banten, dia sering diminta tolong untuk menggali sumur, karena cerita dari orang orang yang pernah memakai jasanya, sumur yang digali olehnya selalu mempunyai sumber air yang banyak, karena dia menerapkan ilmu melihat embun sebelum memutuskan tempat yang dipilih untuk dijadikan sumur, sama persis seperti yang dilakukan petani di Rambang Dangku </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> </span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-5548530329432752812008-05-16T04:01:00.002+07:002008-06-05T16:35:19.370+07:00Revitalisasi Sistem Marga Wujud Demokrasi Lokal<p><strong></strong><span style="font-style: italic;">Oleh : Harry Truman*</span><br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></p> <p style="text-align: justify;">Awal tahun ini Asosiasi Advokat Konstitusi meminta Makamah Kontitusi <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place> untuk melakukan uji materiil terhadap Surat Keputuasn (SK) Gubernur Sumatera Selatan No.142/KPTS/III/1983 tentang penghapusan sistem marga di Sumatera Selatan. <span style="" lang="ES">Asosiasi Advokat Konstitusi mengangap bahwa SK Gubernur Sumatera Selatan tersebut bertentangan dengan pasal 18 B ayat 2 UUD 1945. Dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945 tersebut disebutkan, "dalam teritorial Negara Indonesia terdapat ± 250 Zelfbesturreende Landschappen dan Volksgemeenschappen seperti desa di Jawa dan Bali, Nagari di Minangkabau, Dusun dan Marga di Palembang dan sebagainya. Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli, dan oleh karenanya dapat di anggap sebagai daerah yang bersifat istimewa"<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Hadirnya SK Gubernur tersebut sangat dipengaruhi oleh UU No. 5 Tahun 1979 tentang <span style=""> </span>Pemerintahan Desa. Dalam UU 5/1979 ini secara tegas mengarah pada hegemonisasi bentuk dan susunan Pemerintahan Marga dengan corak nasional (Jawa) yaitu desa. Sehingga terjadi konversi Marga ke dalam struktur desa yang merupakan model pengorganisasian masyarakat menurut sistem Jawa. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Dalam SK yang diterbitkan pada tanggal 24 Maret 1983 tersebut menyatakan, pertama pembubaran sistem marga di Sumatera Selatan. Kedua, Pasirah (pemimpin Marga) dan semua instrumen Marga dipecat dengan hormat. Ketiga, dusun, didalam sebuah Marga, diganti dengan desa sesuai dengan definisi yang ada pada UU No.5/1979. Keempat, Kerio sebagai kepala dusun, akan menjadi kepala desa yang akan ditunjuk melalui pemilihan kepala desa sesuai dengan UU No.5/1979.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Apa yang dilakukan oleh Asosiasi Advokasi Kontitusi diatas mungkin merupakan sebuah langkah awal dari sisi hukum formal untuk merevitalisasi sistem marga di Sumatera Selatan. Sebelumnya, berbagai desakan juga muncul misalnya dari Dewan Pembinan Adat Sumatera Selatan kepada Gubernur Sumatera Selatan yang saat itu dijabat oleh Rosihan Arsyad untuk segera mencabut SK tersebut. Dewan Pembina Adat menilai bahwa sistem Pemerintahan Marga secara historis telah membuktikan terjaminnya kesejahteraan rakyat dibanding dengan sistem lain yang pernah atau yang sedang berlaku dewasa ini. Namun ada juga beberapa kalangan yang menilai kembali ke sistem Pemerintahan Marga merupakan pemikiran yang dipengaruhi oleh sisa-sisa feodal yang hidup di era kolonialisme dan tidak sesuai lagi dengan era reformasi sekarang ini. <o:p></o:p></span></p> <span class="fullpost"> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Namun perlu dipahami bahwa Marga sudah lama menjadi bagian dari identitas dan basis kehidupan masyarakat lokal di Sumatera Selatan. Sebagai entitas self-governing community, Marga mempunyai seperangkat hukum adat untuk mengelola hubungan sosial; seperti adat hak waris, pernikahan, gotong-royong, penyelesaian konflik antar warga adat, nilai-nilai penghargaan etnis pendatang, tata cara menjaga wilayah tanah (kedaulatan) masyarakat adat, membagi sumberdaya ekonomi secara komunal dan adil serta mengatur sistem Pemerintahan lokal secara otonom.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"><br /><strong>Demokrasi Dalam </strong><b style="">Sistem Marga<o:p></o:p></b></span></p> <p style="text-align: justify;"><b><span style="" lang="ES"><br /></span></b><span style="" lang="ES">Sejak diberlakukannya UU No 5/1979 tentang Pemerintahan Desa maka terjadi konversi Marga ke dalam struktur desa yang merupakan model pengorganisasian masyarakat menurut sistem di Jawa. Konversi itu kemudian juga berdampak pada hancurnya identitas, kepemimpinan lokal, otonomi adat, serta pola hubungan sosial di tingkat Marga. Marga yang dulu tumbuh dan berkembang dengan kearifan lokal yang unik dan disokong berbagai perangkat kelembagaan dan kekuasaan yang khas, diubah menjadi desa yang monoton.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Konversi itu juga telah menyebabkan terjadinya pergeseran gagasan demokrasi dalam Pemerintahan Marga. Demokrasi Marga yang dulu dibingkai dengan tiga tata kelola yaitu tata kerama (fatsoen), tata susila (etika) dan tata cara (aturan main) atau rule of law yang dihasilkan dari kontak sosial masyarakat, menjadi demokrasi yang hanya mengandalkan kompetisi politik belaka. Para pemimpin dan masyarakat Marga hanya melihat bahwa demokrasi akan berjalan apabila terjadi kompetisi yang bebas, partisipasi masyarakat, pemilihan secara langsung dengan prinsip one man one vote.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p><strong><span style="" lang="ES">Revitalisasi</span></strong><strong><span style="font-weight: normal;" lang="ES"> </span></strong><strong><span style="" lang="ES">S</span></strong><b style=""><span style="" lang="ES">istem Pemerintahan</span></b><strong><span style="font-weight: normal;" lang="ES"> </span></strong><b style=""><span style="" lang="ES">Marga<span style=""><o:p></o:p></span></span></b></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Moment untuk revitalisasi sistem Pemerintahan Marga sebenarnya telah terbuka lebar bagi masyarakat di Sumatera Selatan. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah (sekarang menjadi UU No.32 Tahun 2004) telah memberikan inspirasi baru bagi komunitas adat di seluruh tanah air. Beberapa daerah kemudian dengan sangat baik mampu memanfaatkan momentum ini, misalnya dengan memberlakukan kembali sistem Pemerintahan Nagari di Sumatera Barat, Gampong di Aceh dan lain sebagainya. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Namun sistem marga di Sumatera Selatan sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan diterapkan lagi sebagai sistem Pemerintahan terendah di bumi Sriwijaya.<br />Dengan melakukan revitalisasi sistem pemerintahan Marga maka gagasan demokrasi yang selama ini dianut oleh masyarakat sebagai basis sosial ditingkat Marga akan terwujud. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Untuk menerapkan sistem marga ini, tentu harus juga dibarengi “good will" para elite lokal di Sumatera Selatan. Yang terpenting masyarakat juga harus melihat sistem marga ini sebagai identitas dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Selatan bukan sesosok “monster" yang menakutkan, yang sewaktu-waktu dapat merenggut kebebasan dan membalikan ide demokrasi ditingkat lokal.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><em><span style="" lang="ES"><o:p> </o:p><br /><span style="font-size:85%;">*Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Ilmu Politik, Kosentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah, UGM, Yogyakarta dan Staf Peneliti Pada Kajian Politik dan Pembangunan Kawasan, Center for Humanity and Civilization Studies (CHOICES)</span><o:p></o:p></span></em></p> <p style="text-align: justify;"><em>Disunting dari </em>http://adetaris.multiply.com/journal</p> <br /><a class="select" href="http://adetaris.multiply.com/journal/item/1/Sistem_Pemerintahan_Marga_Di_Sumatera_Selatan">Link</a> <!-- multiply:no_crosspost --><p class="multiply:no_crosspost"></p></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-41771402529268211452008-05-13T08:30:00.001+07:002008-05-13T08:33:31.846+07:00Memanggil dan Mengusir Binatang<span style="" lang="ES">Masyarakat rambang dangku punya cara sendiri dalam memanggil dan mengusir binatang, berikut ini yang masih bisa saya ingat.<o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES">Memanggil binatang :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">kambing, <i style="">kendek...kendek...</i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">bebek, <i style="">irik...irik...</i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">ayam, <i style="">kerrr..kerrr...<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">anjing, <i style="">kuyuk...kuyuk...<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">khusus untuk sapi biasanya punya nama sendiri sehingga dipanggil menggunakan namanya, kebanyakan sapi dipanggil si koneng, mungkin karena warna kulitnya mayoritas kuning.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengusir binatang :</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">kambing, <i style="">buak!<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bebek / ayam, <i style="">syioh!<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kucing<i style="">, cipas!<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Burung pipit<i style="">, ahat…ehet<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kata kata usiran tersebut juga bisa menjadi kata kerja, misalnya mbuakke kambing artinya mengusir kambing, nyipaske kucing dll.<br /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu ada beberapa mantera yang sering di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>abang abang mateari, puteh itam mateku<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>(merah merah matahari, putih hitam mataku)<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">setelah berjam-jam mandi di sungai, membuat mata menjadi merah. <span style="" lang="ES">Nah... mantera ini di ucapkan untuk mengembalikan mata merah menjadi normal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="ES"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>Kuyuk...kuyuk...aman beteme ku capakke<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>(kuyuk...kuyuk...kalau ketemu akan saya buang)<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">mantera ini diucapkan sambil mencari barang yang hilang, kalau barang yang dicari akhirnya ditemukan, tentu saja tidak akan dibuang.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="">situ lalang, sini ayek<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i style="">(disana rumput ilalang/alang-alang, disini sungai)<o:p></o:p></i></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mantera untuk mengusir asap, </p>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-72989011203090283752008-05-05T11:06:00.000+07:002008-05-05T11:08:44.893+07:00Bujang AlapSiape name bujang alap tunak itu<br />Oi ilok nian oi alap nian<br /><span style="" lang="DE">Alangkan senang aman die behusek<br /></span><span style="" lang="DE">Ke humah adeng dimalam ini</span><span style="" lang="DE"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Marilah kakang behusek ke humah kami<br /></span><span style="" lang="SV">Adengkan senang dibuseki malam<br /></span><span style="" lang="SV">Tunggulah kudai adeng kan buat kupi<br /></span><span style="" lang="SV">Maen ke humah kite becerite</span><span style="" lang="SV"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Dimalam ini<br /></span><span style="" lang="SV">kite bekance<br /></span><span style="" lang="SV">Ngerawai saje<br /></span><span style="" lang="SV">tetawe tawe</span><span style="" lang="SV"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Dikde disangke<br /></span><span style="" lang="SV">dikde diduge<br /></span><span style="" lang="DE">Kite bedue<br /></span><span style="" lang="DE">lah jadi kance<o:p></o:p></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-89650755716702245462008-05-01T10:09:00.004+07:002008-06-05T16:41:17.194+07:00Jembatan Teluk Lubuk Gunakan ”Double” T<div style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">MUARAENIM, SRIPO(25 Januari 2005) — </span><br /><span style="" lang="SV">Kita patut berbangga hati. Pasalnya, jembatan Teluk Lubuk-Muaraenim merupakan <span style=""> </span>jembatan rangka baja<b style=""> pertama kali di Indonesia</b> menggunakan teknologi balok beton pracetak pra-tegang berpenampang “Double T” dan keenam dalam pemasangan <i>eksternal prestressing</i>. Diharapkan bisa menjadi sumbangan berharga bagi dunia kontruksi jembatan di Indonesia, kata Dirut PT MHP (Musi Hutan Persada) Ir H Joedarsono Djojosoebroto, MMA, Senin (24/1) dalam kunjungan peresmian Gubernur Sumsel, Ir Syahrial Oesman, MM di Desa Teluk Lubuk-Muaraenim. </span><o:p><br /><br /></o:p><span class="fullpost"><span style="" lang="SV">Menurut Joedarson, jembatan Teluk Lubuk yang membentang di atas Sungai Lematang sepanjang 140 meter sudah dioperasikan sejak 16 April 1987 lalu berkontruksi rangka baja Australia dan lantai jembatan dari beton konversional. Namun akibat faktor umum dan tingginya frekuensi pemakaian pada pertengahan Februari 2004, jembatan mengalami keretakan di lantai mengakibatkan kendaraan bertonase berat tidak bisa lagi melewatinya karena dikhawatirkan memperparah kerusakan.</span><span style="" lang="SV"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Karena pentingnya manfaat jembatan bagi masyarakat Muaraenim khususnya, PT MHP bersama PT Pertamina DOH Sumbagsel berinisiatif membentuk konsorsium guna merehabilitasi jembatan Teluk Lubuk di bawah bimbingan Dinas PU Bina Marga Sumsel. Setelah itu, pihaknya menunjuk PT Yodya Karya (persero) untuk meneliti sisa kekuatan jembatan esisting melibatkan balai jembatan dan bangunan pelengkap jalan, Puslitbang Transportasi, Departemen Kimpraswil Bandung dan PU Bina Marga Sumsel.</span><span style="" lang="SV"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Hasil penelitian yang digelar Mei-Juni 2004 menunjukkan ada kerusakan pada lantai jembatan. Rusak parah, banyak baut yang longgar, <i>chamber </i>ketiga rangka baja banyak berkurang dan rangka baja jembatan lainnya hanya mampu memikul 70 persen beban. Lalu diadakan perbaikan peningkatan kapasitas muatan kontruksi rangka baja Australia di setiap bentang sistem <i>eksternal prestressing</i>, pengantian kelurahan lantai jembatan dengan balok beton pracetak prategang berpenampang “Double T”, penggantian dudukan jembatan dengan <i>elastorribearing pad</i>, penggantian dan pengencangan baut rangka baja, perbaikan beton kepala jembatan dan kepala pilar serta pemasangan <i>ruberr strip</i>, jelas Dirut.</span><span style="" lang="SV"><o:p><br /><br /></o:p></span><span style="" lang="SV">Ditambahkannya, perbaikan jembatan Teluk Lubuk dimulai Agustus 2004 hingga Januari 2005 oleh PT Nidya Karya (persero) menelan dana Rp 4.930.219.000 terdiri dari PT MHP Rp 3.930.219.000 dan PT Pertamina (persero) Rp 1 Miliar. PT MHP juga menutupi biaya jasa konsultan Rp 415 juta dan biaya pembuatan jembatan darurat (ponton) Rp 3,150 miliar. Gubernur Sumsel, Ir Syahrial Oesman dan Bupati Muaraenim, H Kalamudin Djinab, SH menghimbau seluruh masyarakat menjaga dan memelihara jembatan agar benar-benar bermanfaat.<o:p></o:p></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-22287425428936945012008-04-14T13:51:00.002+07:002008-04-14T13:53:44.786+07:00Ikan Sepat Laut Hidup di Sungai<div style="text-align: justify;">Ketika bulan purnama tiba, guratan guratan dibulan seperti membentuk gambar, menurut orang orang tua dulu gambar tersebut adalah seorang nenek yang sedang memancing ikan sepat, kalau sampai ikan sepat tersebut memakan umpan dan kena pancing maka akan terjadi kiamat. Tentu saja cerita tersebut cuma dongeng, namun fakta bahwa ikan sepat memang jarang kena pancing adalah benar.<o:p></o:p><br /><o:p></o:p><br /><o:p></o:p>Bagi masyarakat Rambang Dangku ikan sepat ada dua jenis, ikan sepat bermata merah yang biasanya disebut sepat mate abang atau disebut juga sepat pinggir, sedangkan sepat yang lebih besar disebut sepat siam, saya tidak tahu apakah benar benar dari negeri siam(Thailand) atau hanya sekedar nama seperti nangke belande(sirsak), jambu Bangkok <span style=""> </span>ataupun petai cine.<br /><br />Suatu hari saya mendengar percakapan teman saya dengan pegawai pertamina (atau kontraktornya, tidak ada bedanya) dengan bahasa Indonesia seadanya saat mereka sedang mancing di pinggir sungai lematang, yang menarik perhatian saya adalah ketika dia mem-bahasa Indonesia-kan nama sepat siam menjadi sepat laut, bagi orang yang mengerti bahasa daerah sekitar mungkin bisa menangkap maksudnya, tapi bagi orang jawa mungkin timbul pertanyaan “sepat laut kok hidupnya di sungai”.<o:p></o:p><br /><o:p></o:p><br /><o:p></o:p>Masyarakat setempat mengartikan laut sebagai bagian tengah dari sungai dan sebagai antonimnya adalah pinggir yaitu bagian tepi sungai yang berbatasan dengan daratan, sehingga ketika teman saya tersebut bercerita tentang sepat dan dia bisa mem-bahasa Indonesia-kan sepat mate abang menjadi sepat mata merah atau sepat pinggir namun dia bingung mengartikan sepat siam sehingga memakai lawan kata pinggir menjadi laut sehingga sepat siam menjadi sepat laut. </div>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-72375736423951091212008-04-12T13:27:00.003+07:002008-04-12T13:30:49.921+07:00Nugal Ngambek Ari<o:p></o:p>Budaya gotong royong memang sangat kental dalam masyarakat timur, salah satunya adalah dalam acara nugal, musim kemarau adalah saat musim nugal, yaitu acara menanam padi di ume(huma) talang yang dilakukan secara bergotong royong dengan cara melubangi tanah dengan alat tugal kemudian di isi dengan benih padi, dalam satu hari biasanya ada dua atau tiga ume yang di tugal, tiap anggota keluarga biasanya dibagi-bagi menyebar untuk ikut masing masing ume.<br /><br />Pertama kali saya ikut nugal ketika disuruh Nyai ikut nugal ngambek ari di ume Mang Romli, sistem ngambek ari seperti arisan, dalam kasus ini Nyai sebagai peserta arisan mendapat undangan dari orang yang mengadakan acara nugal, kalau pada hari yang sama Nyai mendapat undangan dari tiga orang, sangat tidak mungkin Nyai memenuhi ketiga undangan tersebut maka Nyai akan mengirim orang sebagai wakilnya.<br /><br /><o:p></o:p>Orang orang yang membantu nugal di ume Mang Romli berbeda-beda kepentingannya, selain sanak keluarganya yang membantu menyiapkan kince, orang yang ngambek ari seperti saya, ada juga orang yang bayar nugal yaitu orang yang sudah lebih dulu mengadakan acara nugal dan Mang Romli (atau wakilnya) nugal ngambek ari pada orang tersebut, sehingga dia berkewajiban membayarnya dengan cara balas nugal.<br /><br />Selain kelompok yang tersebut diatas ada juga peserta tak resmi, yaitu para bujang gadis yang mencari pasangan. Biasanya yang punya hajat sengaja mendatangkan keluarga atau teman anak gadisnya dari luar <span style="" lang="IN">kampung</span> untuk memancing datangnya peserta tak resmi tersebut, semakin cantik gadis tersebut semakin ramai bujang yang datang.<br /><br /><o:p></o:p>Karena baru pertama kali nugal, kulit telapak tangan saya langsung membengkak dan berair yang akhirnya pecah terkena gesekan kayu tugal, namun kemudian menjadi kapalan karena hampir setiap hari mengikuti acara nugal, baik untuk ngambek ari maupun bayar nugalEtmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-39261747290705688332008-04-01T09:29:00.003+07:002008-04-01T09:40:26.288+07:00Motor & Mobil Hangus Tabrakan di Simpang Niru<h5>Minggu, 30 Maret 2008 - 15:24 wib</h5><h5>Arpan Rachman - Okezone</h5>Seorang pengendara sepeda motor Suzuki Smash BG 3112 TD, Atmo (18), warga Desa Kuripan, Kecamatan Rambang Dangku, melaju kencang dari arah Muara Enim menuju Prabumulih. Ia membawa jeriken bahan bakar minyak jenis bensin yang diikat ke boncengan.<br /><br />----------------------<br />berita ini baru saya baca di okezone cuma judulnya<span class="title"> aslinya "<a href="http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/30/1/95982/motor-mobil-hangus-tabrakan-di-muara-enim">Motor & Mobil Hangus Tabrakan di Muara Enim</a>" padahal kejadiannya sangat jauh dari muara enim<br /><br />karena beritanya baru, hanya saya tampilkan link-nya, takut dimarahin yang punya(okezone)<br /></span><br /><a href="http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/30/1/95982/motor-mobil-hangus-tabrakan-di-muara-enim">http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/03/30/1/95982/motor-mobil-hangus-tabrakan-di-muara-enim</a>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-75509898734919645792008-04-01T08:36:00.007+07:002008-04-03T15:55:54.641+07:00Kucing Kurus Mandi di Papan(sahilin & siti rohmah)<br /><br /> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">kucing kurus mandi di papan<br />mandi di papan lah kayu jati<br />badan kurus bukan dek makan<br />kurus karene lah susah ati(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p><br />entek entek udang di api<br />anting anting di dalam payak<br />lagi kecik lah ndak belaki<br />nanak secanting lagi lom pacak(♂)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />biar belom mandi di unak<br />asalkan mandi sambil berenang<br />biar belom pacak betanak<br />asalkan jadi lah same dengan(♀)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p><br />umak umak belikan sagu<br />aku kepengen makan pek empek<br />umak umak cakahkan aku<br />aku nih malak lah tidok dewek(♂)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p><br />kalu malak makan pek empek<br />ambeklah sagu buat tekwan<br />kalu malak lah tidok dewek<br />ingatlah dalu peloklah bantal(♀)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p></o:p><br />alangkeh panjang pengerak ayam<br />pegi ke lebak ngambek kelepok<br />tinggallah siti yang kurus panjang<br />aku mencari yang gemok libok(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />betuah nian bunge kelepok<br />ingat ke tebing lah ratas panjang<br />betuah nian yang gemok libok<br />dapat sahilin yang kurus panjang(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />jangan ke laut sambil nyemberang<br />nyemberang payu sambilan mandi<br />jangan ase sahilin kurus panjang<br />panjang ini gancang nyudahi(♂)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><br />ulak ke tebing ke sungai due<br />ke talang maseh lah ke seberang<br /><span style="" lang="SV">ulak sahilin anaknye tige<br />ditengah jalan ndak ngaku bujang(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />ndak kemane lah parang panjang<br />pegi menebang lah batang jering<br />banyak lah nian denganlah diam<br />nonton siti tekurus kering(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />alangkeh lurus lah kau papan<br />ndak dibuat lantai jerami<br />sahilin kurus bukan dek makan<br />ibarat budak kurang vitamin(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />entek entek udang di api<br />angkul angkul di dalam payak<br />lah gi kecik ndak belaki<br />nanak sebakul lagi lom pacak(♂)</span><br /></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><br />sayang ke ume ke paye lacak<br /><span style="" lang="SV">padiku abes dimakan burung<br />aku lah tau dengan dek galak<br />duetku abes rasan ndak urung(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />pucuk pisang dibawah jantung<br />jantung idak bebuah lagi<br />biar di tetak biar di pancung<br />ngapelah dengan ndak ngubah janji(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />makmane nian kite ndak mandi<br />pegi lah mudik ke sungai due<br />makmane nian kite ndak jadi<br />aman badan lah sudeh tue(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />buah salak didalam jale<br />alangkeh banyak pisang bejantung<br />aman dek galak aku dek pule<br />idaklah buruk barang tegantung(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />maseh lah lemak bebuah jagung<br />padang lah lipas di padang temu<br />maseh lah lemak buruk tegantung<br />buruk tekapar dimakan semut(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />pegi kelaut mandinye nyelam<br />pegi nyemberang nak masang bubuh<br />janganlah dengan salah anggapan<br />buruk tegantung namenye lampu(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />aman jadi ke sungai due<br />pegi ke ulu lah ke seberang</span><br />kalu lah jadi lah same tue<br />paling banyak ngadu belakang<span style="" lang="SV">(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="DE"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><br />alangkeh banyak ikan seluang<br />ikan seluang banyak paesan<br /><span style="" lang="DE">kalu lah ngadu tulang belakang<br />same beumeh kite dek ngetam</span><span style="" lang="SV">(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />sangkan laju pegi nyemberang<br />pegi ke ulu betanam kacang<br />sangkan laju kite dek ngetam<br />ari kemarau lah tige bulan(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />kucing kurus mandi di papan<br />mandi di papan lah kayu jati<br />kalu kemarau lah tige bulan<br />aman dek benar ngajak nyusahi(♂)</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><br />sangkan laju betanam padi<br />laman bebar panjang sekali<br />sangkan telaju nyusahi ati<br />karene beras mahal sekali(♀)</span></p> <p class="MsoNormal"><br />oi makmane care ndak mandi<br />udang banyak di pinggir tebing<br />wahai makamne care ndak jadi<br />utang lah banyak ume lah kering<span style="" lang="SV">(♂)</span></p><p class="MsoNormal">------------------<br /><span style="font-style: italic;">bagi yang ingin mendengarkan silahkan berkunjung ke MP ilmanzuhriyadi(lihat contact)</span><br /><span style="font-style: italic;">berdurasi 14:25</span><br /><span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></p>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-11732360312236565632008-03-24T14:47:00.002+07:002008-03-24T14:54:24.252+07:00Telegu = Mencium Jauh<span style="" lang="SV">Televisi(tele=jauh, vision=lihat), artinya menonton jarak jauh<o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Telepon(tele=jauh, phone=suara), artinya berbicara jarak jauh <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Telegraf(tele=jauh, graph=huruf), artinya menulis jarak jauh<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Teleskop(tele=jauh, scope=ruang), artinya melihat ruang jarak jauh<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV">Bertele-tele, artinya berbicara panjang lebar,</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="SV"></span><span style="" lang="DE">Kalau bau kentut tercium dari jauh disebut ..............<o:p></o:p></span><span style="font-weight: bold;"><br />Telegu</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /><span style="font-weight: bold;"></span><o:p></o:p></p><b style=""><span style="" lang="DE"></span></b> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="DE">nb:<br />telegu adalah binatang hutan berbulu mirip kucing(bukan kucing hutan), mempunyai cara pertahanan dengan mengeluarkan bau yang sangat tajam bahkan menurut sebagian orang rumput yang terkena kentut telegu akan langsung mati<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="" lang="DE"><o:p> </o:p></span></p>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-23058168701694635482008-03-19T12:37:00.007+07:002008-03-19T12:55:25.246+07:00Masa Keemasan Perkaretan Tanah Air<p style="text-align: justify; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><span style="" lang="SV">Kalau sebelumnya konsumen karet alam dunia sebagian adalah Amerika Serikat, negara Eropa dan Jepang, belakangan permintaan paling besar justru datang dari negara China setelah negara tersebut membangun insfrastruktur jalan raya seperti jaringan jalan-jalan tol yang luar biasa. Tersedianya prasarana jalan darat yang demikian telah melahirkan kebutuhan kendaraan bermotor.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><span style="" lang="SV">Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor maka meingkat pula permintaan akan ban kendaraan tersebut yang akhirnya melahirkan pabrikan-pabrikan kendaraan bermotor di negara tersebut yang membutuhkan jumlah karet alam yang meningkat pesat. Walaupun tersedianya sejumlah karet sentetis tetapi untuk ban kendaraan bermotor tetap kualitasnya lebih baik karet alam, dimana tingkat elastisitasnya lebih baik atau tingkat kekeyalan ban itu yang lebih baik.</span></span> </p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><span style="" lang="SV">Produsen karet alam dunia terbesar saat ini masih dipegang Thailand, menyusul Indonesia dan Malaysia. Kalau dilihat luasan kebun karet maka Indonesia berada tingkat teratas, tetapi kalau melihat jumlah produksi Indonesia kalah dengan Thailand, lantaran di negara tersebut kebun karet kebanyakan di kelola skala kebun besar oleh pemerintah. Sementara di Indonesia kebun karet terbesar justru dikelola oleh rakyat biasa dengan skala kebun yang kecil sehingga tingkat produksi juga terbatas.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:100%;">Melihat kenyataan tersebut maka sudah seharusnya pemerintah </span><st1:country-region><st1:place><span style="font-size:100%;">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="font-size:100%;"> memperhatikan perkebunan karet ini dengan skala besar pula agar </span><st1:country-region><st1:place><span style="font-size:100%;">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="font-size:100%;"> menjadi pengekspor karet alam terbesar dunia.</span></span></span><strong></strong><span style="" lang="SV">Produksi karet alam Indonesia saat ini memasuki masa keemasan dengan harga jual mencapai 2,8 dollar AS per kilogram (kg) atau harga tertinggi dalam sejarah perkaretan di tanah air.<br /></span></p><span style="font-family: georgia;">-------------------</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: georgia;">Library : Kompas</span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2018456327803049871.post-26355820330302129072008-03-10T16:08:00.003+07:002008-03-31T16:48:23.752+07:00Batangari yang Rasanya Manis<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiuNhgBgAgrFMkwsKWwFvUe1BTi4Z0fyHor6A1jhJpZgMxE2wVCURt0mCXWoJ9V0XLAu6zw1u7ogkrWMCgjXPm8C7851FtKoGpY_y1vYo-cYsJdssDkeLE70O0ZlmAtQ6tRiV_iHzF1KI/s1600-h/Rendingan.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiuNhgBgAgrFMkwsKWwFvUe1BTi4Z0fyHor6A1jhJpZgMxE2wVCURt0mCXWoJ9V0XLAu6zw1u7ogkrWMCgjXPm8C7851FtKoGpY_y1vYo-cYsJdssDkeLE70O0ZlmAtQ6tRiV_iHzF1KI/s320/Rendingan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5183840314932098658" border="0" /></a><br /><span style="" lang="SV">Saya sempat tidak percaya ketika pertama kali diberitahu sepupu saya kalau air batangari Benuang didekat kebunnya rasanya manis, dengan penasaran saya ikuti dia menuju batangari tapi sebelumnya kami mencari umbi yang harus dimakan sebelum masuk ke batangari tersebut.<o:p></o:p></span><br /><br /><span style="" lang="SV">Setelah melepas pakaian sambil mandi saya mulai menelan air sedikit sambil merasakan dengan lidah, ternyata benar air batangari tersebut berasa manis walaupun berpindah kebagian yang lain tetap saja manis semua.<o:p></o:p></span><o:p><br /><br /></o:p><span style="" lang="SV">Sehabis mandi, saya disuruh merasakan air putih yang ada di sudung ternyata sama airnya manis, akhirnya saya diberitahu bahwa bukan airnya yang manis tapi umbi yang kami makan tadi yang menyebabkan rasa manis pada semua air yang diminum.<o:p></o:p></span><o:p><br /><br /></o:p><span style="" lang="SV">Umbi tersebut tumbuh liar didalam hutan, tingginya hanya satu jengkal mirip bibit salak, umbinya berwarna putih tapi terdapat biji hitam kecil-kecil didalamnya, masyarakat setempat menyebutnya <b style="">rendingan</b>, ketika dimakan tidak terasa manis, manisnya terasa ketika minum air dan bertahan agak lama sebelum akhirnya hilang sendiri.<br /><br />--------------<br />ketika saya berkunjung ke dusunlaman.net ternyata memuat tentang rendingan ini tapi dengan nama tahi(</span>Curculigo latifolia)<br /><span style="font-weight: bold;"><br /><br /></span>Etmusahanihttp://www.blogger.com/profile/11132211245235288346noreply@blogger.com0