Dayang rindu versi merge dangku adalah seorang wanita biasa dari desa Baturaja Rambang Dangku yang cantik wajah dan baik budi pekertinya, cerita tentang kecantikannya tersebar sampai ke kerajaan Palembang,
Kisahnya dimulai ketika seorang kekasihnya datang meminang, tidak ada yang menentang pinangannya, namun karena sudah menjadi adat bahwa yang menentukan pintaan (maskawin) bukan calon mempelai wanita tetapi keluarga besar dari wanita punya pintaan masing-masing, misalnya kakeknya minta ikan kepatung dari lubuk kepur, neneknya minta emas bemate, emaknya minta kain songket, dan seterusnya.
Akhirnya untuk memenuhi pintaan mereka, dia pergi merantau selama berbulan-bulan, sebelum pergi dia sempat berpesan kepada kekasihnya kalau sampai dia tidak kembali maka dia merelakan kalau dayang rindu menerima pinangan pemuda lain.
Dalam masa penantian, tanpa kabar berita dari sang kekasih, datanglah seorang pangeran dari kerajaan Palembang yang terpesona karena kecantikan dayang rindu bermaksud meminangnya, dengan berat hati karena didesak oleh keluarga akhirnya pinangan pangeran tersebut diterima, dengan pintaan yang sama seperti terhadap kakasihnya, tapi dengan kekuasannya dia memerintahkan kepada prajuritnya untuk mencari barang yang jadi pintaan pihak dayang rindu, tanpa perlu waktu lama pintaan tersebut terpenuhi.
Saat pernikahan akan dilangsungkan datanglah kekasihnya membawa pintaan, melihat dayang rindu akan melangsungkan pernikahan dengan orang lain marahlah dia, akhirnya terjadilah duel karena memperebutkan dayang rindu.
Melihat dua orang bertarung karena dirinya, dayang rindu datang di tengah pertarungan sambil mengacungkan pedang pada diri sendiri
“kalau memang kalian bertarung karena saya, maka saya akan membelah tubuh saya agar kalian mendapat bagian yang sama”
Tidak ingin orang yang mereka cintai menjadi terluka akhirnya mereka menghentikan pertarungan tersebut.
Dayang rindu kemudian memutuskan membatalkan kedua pinangan tersebut, dan akhirnya menerima pinangan pemuda lain dari Banuayu, dan bersumpah kalau ada perkawinan antara bujang desa Banuayu dan gadis desa Baturaja atau sebaliknya maka mereka tidak akan mempunyai keturunan.
Sebelum saya mem-post-kan legenda dayang rindu, saya gunakan search engine-nya google untuk mencari apakah ada yang pernah memuat cerita yang sama, karena saya tidak mau terulang kejadian ketika saya terlanjur menyebutkan bekarang sebagai bahasa sekitar merge dangku dalam artikel musem bekarang, ternyata saya menemukan banyak daerah lain menggunakan kata bekarang dengan arti yang sama.
Hasil yang saya dapatkan dalam pencarian itu, ternyata dayang rindu (dayang merindu) adalah putri raja yang pernah tinggal dalam Goa Putri, juga nama sebuah gedung kesenian di Muara Enim, nama varietas padi dan pernah juga dipentaskan sendratari dari Muara Enim tentang kisah putri dayang rindu di TMII Jakarta, nah lhoo….
Saya juga pernah mendengar versi lain dari seorang nenek dari desa Pangkalan Babat, yang menyebutkan dayang rindu adalah anak sunan yang melarikan diri ke desa Muara Niru karena dikejar orang belanda yang ingin memperistrinya.
Kisahnya dimulai ketika seorang kekasihnya datang meminang, tidak ada yang menentang pinangannya, namun karena sudah menjadi adat bahwa yang menentukan pintaan (maskawin) bukan calon mempelai wanita tetapi keluarga besar dari wanita punya pintaan masing-masing, misalnya kakeknya minta ikan kepatung dari lubuk kepur, neneknya minta emas bemate, emaknya minta kain songket, dan seterusnya.
Akhirnya untuk memenuhi pintaan mereka, dia pergi merantau selama berbulan-bulan, sebelum pergi dia sempat berpesan kepada kekasihnya kalau sampai dia tidak kembali maka dia merelakan kalau dayang rindu menerima pinangan pemuda lain.
Dalam masa penantian, tanpa kabar berita dari sang kekasih, datanglah seorang pangeran dari kerajaan Palembang yang terpesona karena kecantikan dayang rindu bermaksud meminangnya, dengan berat hati karena didesak oleh keluarga akhirnya pinangan pangeran tersebut diterima, dengan pintaan yang sama seperti terhadap kakasihnya, tapi dengan kekuasannya dia memerintahkan kepada prajuritnya untuk mencari barang yang jadi pintaan pihak dayang rindu, tanpa perlu waktu lama pintaan tersebut terpenuhi.
Saat pernikahan akan dilangsungkan datanglah kekasihnya membawa pintaan, melihat dayang rindu akan melangsungkan pernikahan dengan orang lain marahlah dia, akhirnya terjadilah duel karena memperebutkan dayang rindu.
Melihat dua orang bertarung karena dirinya, dayang rindu datang di tengah pertarungan sambil mengacungkan pedang pada diri sendiri
“kalau memang kalian bertarung karena saya, maka saya akan membelah tubuh saya agar kalian mendapat bagian yang sama”
Tidak ingin orang yang mereka cintai menjadi terluka akhirnya mereka menghentikan pertarungan tersebut.
Dayang rindu kemudian memutuskan membatalkan kedua pinangan tersebut, dan akhirnya menerima pinangan pemuda lain dari Banuayu, dan bersumpah kalau ada perkawinan antara bujang desa Banuayu dan gadis desa Baturaja atau sebaliknya maka mereka tidak akan mempunyai keturunan.
Sebelum saya mem-post-kan legenda dayang rindu, saya gunakan search engine-nya google untuk mencari apakah ada yang pernah memuat cerita yang sama, karena saya tidak mau terulang kejadian ketika saya terlanjur menyebutkan bekarang sebagai bahasa sekitar merge dangku dalam artikel musem bekarang, ternyata saya menemukan banyak daerah lain menggunakan kata bekarang dengan arti yang sama.
Hasil yang saya dapatkan dalam pencarian itu, ternyata dayang rindu (dayang merindu) adalah putri raja yang pernah tinggal dalam Goa Putri, juga nama sebuah gedung kesenian di Muara Enim, nama varietas padi dan pernah juga dipentaskan sendratari dari Muara Enim tentang kisah putri dayang rindu di TMII Jakarta, nah lhoo….
Saya juga pernah mendengar versi lain dari seorang nenek dari desa Pangkalan Babat, yang menyebutkan dayang rindu adalah anak sunan yang melarikan diri ke desa Muara Niru karena dikejar orang belanda yang ingin memperistrinya.
saya dedikasikan buat keponakanku : Farrel Milan Nesta Maldini bin Fajri Jumairi yang baru lahir 25 oktober 2007 (terlepas dari sumpah dayang rindu)
1 comment:
Etmusahani,
Beruntung sekali keponakanmu, hehe.
Andai-andai laen ditunggu, ya...
:-D
Post a Comment