09 February 2008

Panen Temedak Tetangga

Yai punya banyak kebun temedak, salah satunya yang terdapat di talang dekat mes pertamina(dulu) namun tidak terurus karena letaknya jauh dan pohonnya hanya sedikit, dulunya kebunnya luas sebelum sebagian dibeli pertamina untuk dijadikan mes dan jalan.


Suatu hari setelah diberi tahu temedaknya berbuah, nyai menyuruh cucu cucunya mengambilnya, dengan membawa gerobak berangkatlah mereka menuju talang sesuai petunjuk nyai, sesampainya mereka disana langsung Fajri dan Hapis memanjat sedangkan yang lain mengumpulkan temedak yang dijatuhkan.


Ketika sedang asyik mengumpulkan, Bakrin melihat pohon temedak yang berbuah lebat yang belum sempat dipanjat, Bakrin langsung ikut memanjat walaupun sempat heran karena pohon yang dia panjat seperti terawat, melihat ada pohon yang lebih lebat yang lain mengikuti Bakrin hingga gerobak penuh, mereka lupa pesan nyai supaya jangan memanjat pohon yang kelihatan terawat dan berbuah lebat.


Sedang asyik mengumpulkan temedak, datanglah mang Bakot seraya berkata :
”hoi!.. turun, temedak ini punya saya, yang punya nenek kalian sebelah sana”


Peyi, Sidik dan Ruli yang masih kecil langsung lari ketakutan sedangkan yang lain turun dari pohon dan menghampiri mang Bakot sambil minta maaf, setelah tahu orang-orangnya dia langsung percaya bahwa itu bukan kesengajaan, Fajri dan Hapis baru pertama kali ke kebun ini, Peyi, Sidik dan Ruli masih anak-anak, sedangkan Bakrin hanya cucu jauh yang kebetulan disuruh nyai ikut, seandainya saya ikut walaupun saya pernah kesana tapi berhubung tidak ada pagar pembatas kemungkinan bakal terlibat.


Tak mau bertele tele mang Bakot menyuruh gerobak beserta isinya diantar kerumahnya, sambil berpesan supaya urusan diselesaikan nanti sore dirumahnya. Sepanjang perjalanan pulang mereka membuang sebagian buah temedak karena mereka pikir kalau disuruh mengganti sesuai jumlan temedak yang dipetik berarti bisa mengurangi hitungan.


Sore harinya Tudin disuruh nyai ke rumah mang Bakot untuk mencari pemecahan terbaik, ternyata mang Bakot tidak sejahat yang mereka kira, dia hanya mengambil sebagian buah temedak yang sudah tua sisanya dikembalikan lagi, mereka akhirnya menyesal sudah membuang sebagian isi gerobak dalam perjalanan pulang tadi.


*temedak=cempedak, sejenis nangka tapi lebih kecil seperti guling bayi
*dikemudian hari, anak tertua mang Bakot menjadi adik ipar Tudin dan Hapis

No comments: