22 December 2007

Jeruk Kecut

Mang Toha adalah seorang pedagang buah yang sehari-hari mangkal di depan sebuah toko di jalan Sudirman kota prabumulih, suatu hari datang seorang calon pembeli yang turun dari mobil dan pakai seragam karyawan PT. TEL.

”mau beli apa pak?” sapa mang Toha ramah.

”mau beli jeruk, berapaan sekilonya?” jawab pembeli sambil balik nanya.

”murah pak, cuma tujuh ribu sekilo, bapak mau berapa kilo?” sahut mang Toha sambil mengeluarkan kantong asoi(kresek) dari saku celananya.

”tiga kilo aja mang,!” jawab si pembeli.

Dengan gesit mang Toha pun mulai membantu pembeli memilih jeruk sambil menyiapkan dacing, setelah dirasa cukup kemudian ditimbang.

Selagi mang Toha menimbang, si pembeli iseng nanya
”jeruknya kecut nggak mang?”

Tak disangka, mang Toha dengan emosi yang meledak membentak pembeli
”raih(muka) kau kecut..!, kamu lihat sendiri dan kamu yang pilih sendiri, jeruk segar begini kau bilang kecut...ha!!”

Setelah itu mang Toha mengeluarkan jeruk yang sudah di dalam kantong asoi.
Si pembeli yang ternyata orang sunda ini bengong, sambil melangkah pergi(tanpa jeruk tentunya) dia bergumam
”apanya yang salah..!??”

*kecut=asem(sunda), keriput/ tidak segar(prabumulih dsk)
*dacing=timbangan
-------------------------
dikirim oleh Abu Bakrin via SMS, alumnus SMP gerinam angk.1990-1993(namun tidak terlibat kasus ngerawan), bapak dari Naila ini sedang menyelesaikan S1 dan bekerja pada instansi pemerintah di prabumulih.

13 December 2007

Gara-gara Kayu Ngerawan

Ketika akan membangun kebun(taman) sekolah di SMP Gerinam, semua murid diberi tugas untuk membawa kayu, kalau membawa kayu anakan(sebesar ibu jari) harus membawa 20 batang, tapi kalau membawa jenjam(kayu besar) cukup dua batang perorang.

Hari senin saat murid yang lain membawa kayu, Yus, Anto dan Majid cuma membawa parang sambil mengolok-olok temannya yang susah-susah membawa kayu dari dusun yang jauh, rencananya mereka bertiga akan mencari kayu di hutan dekat sekolah.

Saat istiarahat, melihat kayu yang mereka bawa dipisahkan dari tumpukan kayu lain, dengan bangga Yus berkata :
“lihat tuh, cuma dengan modal parang, kami akan mendapatkan nilai besar karena membawa kayu yang bagus, lurus-lurus lagi”.

Tak lama berselang, terdengar suara Pak Sushadi lewat speaker :
“barang siapa yang membawa kayu yang diletakkan di depan TU, harap berkumpul di ruang Kepala Sekolah”.

Keluar dari ruang Kepsek, wajah ketiganya tampak lesuh, ternyata kayu yang mereka ambil adalah jenis ngerawan yang masih sebesar lengan, kalau sudah besar harganya mahal sekelas kayu jati.
(ini adalah kejadian nyata sekitar tahun 1990)
*ngerawan/merawan(hopea spp)
----------------
tambahan dari Yus :
pelakunya saya(Yus), Anto, Redi(majid nama bapaknya) dan Sudarman.
setelah nego orangtua siswa, pihak sekolah dan pemilik kebun akhirnya perorang kena Rp. 5.000

12 December 2007

Kedurok dan Kerebunting

Tertarik dengan khasiat dari karamunting yang tertulis di sebuah web, saya googling gambar dengan keyword karamunting, ternyata ada beberapa nama ilmiah dengan gambar yang berbeda, akhirnya setelah berhari-hari googling dengan keyword yang berbeda, saya punya kesimpulan sebagai berikut.


1. Rhodomyrtus Tomentosa
family Myrtaceae, disebut juga downy rosemyrtle, Ceylon hill cherry, putiknya seperti putik jambu yang menyerupai cotton bud, bunganya sama persis dengan bunga m. malabathricum, namun saya belum tahu namanya dalam bahasa setempat

2. Melastoma Malabathricum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk ungu, straits rhododendron, karamunting, dan di baturaja disebut kedurok, daunnya memanjang, buah yang matang berwarna ungu gelap memecah kulit buah yang menyerupai mahkota, sering diambil cabangnya untuk cangka betet(gagang ketapel).

3. Melastoma Sanguineum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk hitam, dark blueberry, hairy clidemia, keremunting, dan di baturaja disebut kerebunting, daunnya agak bulat berbulu, buahnya yang matang biru gelap berbulu rasanya manis meninggalkan warna seperti tinta di lidah

Dari pada salah obat, saya sengaja tidak menyebut khasiat dari karamunting, karena saya tidak tahu yang dimaksud penulis itu m. malabathricum atau m. sanguineum, tapi yang pasti bukan rhodomyrtus tomentosa.

06 December 2007

Ikan Tapa memang (pernah) ada

Disebut juga ikan tapah(Wallago Leerie/leerii) adalah ikan air tawar terbesar, untuk menambah pengetahuan warga Rambang Dangku tentang ikan tersebut, berikut ini saya petikkan diskusi dari http://www.fishyforum.com/ :

Aryanto :
... ada artikel tentang Ikan Arapaima Gigas. Ikan tawar terbesar di dunia dari Sungai Amazon. Dan disebut pula, yang bisa menjadi saingan secara ukuran adalah Ikan Lele Sungai Mekong (Thailand) dan Ikan Tapa (Indonesia), Saya jadi ingat.. kalau pas mancing di pedalaman Sungai Batanghari, menurut penduduk setempat ada ikan raksasa yang disebut Ikan Tapa, Konon ikan itu yang mbaurekso daerah setempat. Dan, konon kalau ikan ini menyabitkan ekornya mampu menenggelamkan perahu saking besarnya...Beberapa bulan yang lalu, di Jambi juga gempar karena seorang pemancing berhasil mendapatkan Ikan Tapa seberat 42 kg di daerah Aur Duri….

Roel :
….Ikan Tapah hidup di sungai yang besar, dengan dasar sungai yang berlumpur dan air yang mengalir dengan perlahan. Ikan ini amat lembap dan biasa menyembunyikan diri di dalam lubang-lubang yang terdapat di tebing sungai dan terusan atau mengekalkan diri di dasar sungai untuk mencari makanan.Ikan Tapah adalah pemangsa yang kuat makan. Makanan untuk ikan dewasa termasuk ikan yang lebih kecil, krustasia, dan moluska, manakala anak ikan biasanya makan serangga. Oleh itu, ikan ini adalah ikan perosak, khususnya terhadap ikan-ikan lain yang lebih bernilai.Ikan Tapah membiak pada musim panas sebelum musim hujan. Oleh itu, banyak ikan duri ini boleh ditemukan pada musim panas.Badan Ikan Tapah panjang dan amat padat. Ikan ini boleh tumbuh sehingga 2.4 meter (8 kaki) panjang. Kepalanya lebar, dengan mulut yang besar dan melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau ke belakang matanya. Gigi ikan ini amat tajam dan boleh menggigit manusia. Matanya kecil sahaja, dengan tepi di sekelilingnya. Ikan Tapah mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip belakang yang amat panjang.

Abrisam :
…Ikan tapah nama latinnya kalau tidak salah Wallago Leerie. bentuknya sperti ikan lele dan memiliki gigi yg tajam. Di sentra ikan hias barito kayaknya ada toko yg jual. …

Bh3t0x :
Semasa saya kecil di Palembang pernah melihat orang membawa seekor ikan dengan gerobak dorong dengan bobot kurang lebih 60-100 kg yang akan dibawa menuju pasar ikan. Ketika kutanyakan ikan itu disebut masyarakat dengan nama ikan Tapah. Bentuknya mirip dengan lele, tapi lebih mendekati dengan jenis ikan Lais…

Audi :
...bentuknya hampir sama dengan ikan patin tapi warnanya agak hitam belang kecoklatan, ntar kalo saya kepasar kalo ada yang besar akan saya foto buat mas aryanto, terakhir di sungai musi mendapatkan ikan tapah seberat 250 kg kira2 tahun 1998 bertepatan setelah jatuhnya pesawat singapore airland di s. musi

Pada posting lama(musim bekarang), saya pernah menyebut ikan tapa yang terakhir saya saksikan seberat 11 kg, ternyata kalau dibaca dari forum diskusi tadi ikan tapa seberat itu mungkin masih bayinya.

04 December 2007

Ikan Mudik sampai Langsatan

Menyambung artikel Musim Bekarang yang menyebutkan kegiatan mencari ikan pada waktu musim kemarau, berbeda saat musim penghujan kegiatan mencari ikan lebih bersifat individu karena hampir di setiap tempat ada ikannya, seperti di sawah, lematang putus, batangari dan lebung.

Pada saat banjir mulai datang, ditandai dengan banyaknya dijumpai tai belande(buih berwarna coklat) mengapung terbawa arus sungai lematang yang sangat deras, ibu-ibu mulai menyiapkan tangkul untuk menangkap ikan mudik, istilah tersebut yang pasti bukan ikan yang ingin berlebaran ke kampung asalnya, melainkan karena ikan-ikan tersebut hanya ada saat menjelang banjir dan berusaha berenang ke hulu(mudik).

Ikan mudik bukanlah nama satu jenis ikan tetapi kumpulan berbagai jenis ikan berukuran kecil, seperti langli, langkecobang, yang ukurannya tidak lebih besar dari touge(kecambah), saking kecilnya dalam memasaknya tidak perlu dikeluarkan isi perutnya, cukup digoreng dengan tepung seperti bakwan.

Begitupun petani, berangkat ke sawah tidak lupa membawa bubuh(perangkap ikan dari dari bambu), bagian berlobang yang semakin menciut didalam ditempatkan dibagian hilir dari aliran air supaya ikan yang berenang ke hulu masuk dalam perangkap.

Yang paling menyenangkan saat luapan sungai lematang sampai ke gorong-gorong di depan sawah milik yai(kakek), karena yai sudah menyiapkan langsatan yaitu perangkap ikan yang ditempatkan pada aliran air yang deras yang bentuknya hampir menyerupai gorong-gorong itu sendiri hanya saja tidak ada bagian atas dan terbuat dari bambu yang bagian lantainya dibuat menanjak ke ujung.

Saya bersama sepupu yang lain bergantian menunggu ikan yang tertangkap langsatan, seperti yang pernah saya ceritakan dalam Musim Bekarang, yai punya peraturan kalau dapat ikan yang besar harus dimasukan korongan(kurungan ikan) yai, selebihnya silahkan dibagi.

Langsatan yang dipasang pada batangari ukurannya lebih besar lagi, karena membutuhkan biaya besar biasanya diusahakan secara patungan, karena hasil yang didapat pun fantastis.

Namun karena cara kerjanya yang memanfaatkan arus yang deras, langsatan tidak akan mendapat hasil kalau air(banjir) naiknya perlahan karena arus yang ditimbulkan tidak terlalu deras, artinya kerugian bagi pengusaha langsatan besar.

01 December 2007

Menanggapi Komentar via SMS

Karena keterbatasan internet mobile, pengisian komentar tidak melalui blogger tapi melalui SMS, berikut ini komentar dari Abu Naila Bakrin:
  1. Kalau menurut saya banyak bahasa dusun baturaja yang dipakai tidak eksis, misalnya penakuk balam seharusnya penabah balam.
  2. Dalam cerita Dayang Rindu (DR) ada yang tidak sinkron antara sumpah DR yang menikah dengan bujang banuayu dengan fakta Fajri bujang baturaja yang beristrikan gadis banuayu.
  3. Sebutan jeme rambang seharusnya uhang rambang karena jeme adalah bahasa lubai atau pagaralam dan sekitarnya.

Karena comment dari blogger tidak tampil di layar HP, maka saya tanggapi melalui posting, supaya bisa dibaca melalui internet mobile :

  1. penabah balam sebenarnya kata bentukan dari nakuk balam yang disingkat menjadi naba yang hanya digunakan di baturaja, saya juga tidak menggunakan kata mantang yang dipakai di siku sampai tanahabang.
  2. kalau dibaca lagi sumpah DR berlaku dua arah, bisa bujang baturaja dengan gadis banuayu atau gadis baturaja dengan bujang banuayu, sebenarnya Fajri bukan orang pertama yang mementahkan sumpah DR, ibu saya menceritakan kisah DR sambil mencontohkan keluarga Darno yang mempunyai anak perempuan walaupun istrinya dari banuayu, menurut sebagian orang sumpah DR pupus setelah melewati beberapa generasi.
  3. untuk bahasa rambang memang Bakrin lebih jago dari saya, tapi saya akan lebih senang lagi kalau yang mengomentarinya dari jeme eeh..uhang rambang sendiri.

Bakrin juga berjanji akan mengirimkan beberapa cerita atau humor, kita tunggu saja ceritanya tapi supaya diingat bahasa yang digunakan tetap bahasa indonesia, karena pembacanya belum tentu mengerti bahasa kita

26 November 2007

Browsing Internet Menggunakan HP

Sebelumnya saya mengira kalau layanan internet mobile(HP) berbeda dengan internet PC(komputer) yang tampilannya lebih lebar, sampai beberapa hari yang lalu saya mendapat SMS dari teman saya di Prabumulih yang mengabarkan bahwa dia bisa mengakses blog Rambang Dangku menggunakan HP, karena penasaran saya minta teman saya yang sedang mendownload game ponsel untuk mengakses http://patehkepur.blogspot.com apalagi kalau bukan untuk membandingkan tampilan situs tersebut lewat layar ponsel, ternyata yang tampak di layar hanya halaman utama yang berisi beberapa posting terakhir, tidak ada elemen tambahan seperti kumpulan link, arsip lama, web site counter dan elemen text lainnya.

Akhirnya saya langsung kirim SMS ke adik saya di Baturaja yang sudah punya HP 3G(tri-ji) tapi belum pernah di aktifkan supaya mengaktifkan GPRS, sebelumnya menggunakan search engine saya cari cara mengaktifkan GPRS sebagai sarana untuk terhubung ke dunia maya menggunakan HP/ponsel.

Berikut ini hasil yang saya dapat tapi hanya saya tampilkan telkomsel, indosat dan XL prabayar yang paling banyak dipakai di daerah, untuk lebih lengkap lihat di situs http://organisasi.org

Cara Mengaktifkan/ Aktivasi Jaringan GPRS GSM pada Simpati, Kartu As

GPRS adalah general pocket radio service, salah satu fitur data transfer dari penyedia jaringan seluler yang memungkinkan anda untuk berselancar di dunia maya tanpa harus menggunakan kabel dan alat piranti keras lainnya. Cukup dengan telepon selular yang anda miliki anda bisa langsung terkoneksi ke dunia maya dengan melakukan setting pengaktifan terlebih dahulu tentunya.

Syarat Pengaktifan dan Penggunaan GPRS
- Menggunakan HP yang bisa gprs
- Ada software browser html / wap pada ponsel anda atau di koputer pc atau laptop jika anda menyambungkannya ke komputer.
- Kartu anda dalam keadaan aktif tidak tenggang atau grace period.
- Bagi simpati memiliki sisa pulsa minimal Rp. 500,-
- Berada di wilayah yang dijangkau fitur GPRS

1. Mengirim SMS ke 6616 dengan pesan sebagai berikut :

Ketik : GPRS[spasi]nomor ICCID (Integrated Circuit Card Identification) di belakang sim card simpati anda
Contoh : GPRS 6210001234567890
Keterangan : Dikenakan tarif Rp 350 sekali kirim

2. 2 Kali Mendapatkan SMS Konfirmasi dari Server Telkomsel

Tunggu beberapa saat, anda akan menerima konfirmasi sms bahwa aplikasi gprs anda sedang diproses dan membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 48 jam atau dua hari. Setelah gprs aktif pada server, anda akan kembali mendapat notifikasi sms kedua yang menyatakan gprs anda sudah aktif.

3. Setting GPRS secara manual :
- Connection Name : APN Telkomsel
- Data Bearer : GPRS
- Access Point Name : telkomsel
- Username : wap
- Prompt Password : No
- Password : wap123
- Authentication : Normal
- Gateway IP address : 10.1.89.130
- Homepage : http://wap.telkomsel.com
- Connection Security : Off
- Session Mode : Permanent

Tips :
Dengan GPRS anda bisa melakukan banyak hal. Temukan hal-hal yang menarik dari GPRS pada fitur search di sebelah kiri :)
-----------------------------

Setting GPRS Indosat Mentari di HP
Menyetting WAP GPRS Satelindo Mentari Tarif Murah Rp.5/kb

Setting yang harus anda lakukan pada setting wap gprs di telepon selular anda untuk menikmati akses data indosat mentari jika anda memilih setting cara manual yaitu :

Profile Name : INDOSATGPRS
Homepage URL : http://wap.klub-mentari.com
IP Address : 10.19.19.19
Bearer : GPRS
User Name : indosat
Password : indosat
APN : indosatgprs
Tarif : Rp. 5/Kbyte

Jika masih gagal berlanjut hubungi costumer service indosat mentari via handphone anda secara gratis. Lalu minta dibantu setting gprs untuk hp anda
-------------------------

Setting Manual Melalui SMS Untuk Dapat Terhubung Internet GPRS dan MMS
ProXL / XL Bebas / Xplor :
- Ketik GPRS[spasi]merk handphone[spasi]tipe handphone
Contoh : GPRS NOKIA N-GAGE atau GPRS SIEMENS C62
- Kirim ke nomor 9667 (Tarif Rp 350 sekali kirim)
- Anda akan mendapat sms konfirmasi balasan dari operator XL
- Untuk mengaktifkan MMS anda tinggal merubah kode GPRS menjadi MMS

21 November 2007

Jering Lahang

Bagi penggemar makanan warteg pasti kenal semur jengkol, menu wajib selain oreg, capcai, pergedel, tumis kangkung, sayur daun singkong dll.
Menurut penggemar fanatik, jengkol bisa merangsang nafsu makan walaupun efeknya kemana mana, bau mulut, kencing, buang angin dan buang air besar.
Selain dimasak jengkol juga bisa dimakan mentah sebagai lalap, kalau jengkol yang masih muda tentu gampang melahapnya tapi kalau sudah tua dagingnya akan terasa keras dan alot.

Tapi bagi masyarakat sumatera, jengkol atau jering yang sudah tua masih bisa dinikmati sebagai lalap jering lahang dengan cara jengkol yang sudah tua dibuka kulit luarnya yang keras tapi kulit tipis bagian dalam dibiarkan kemudian dikubur dalam pasir, setelah beberapa hari akan muncul tunasnnya dan dagingnya agak mengembang dan lebih lunak, tentu saja tidak seperti touge(kecambah) yang dimakan bukan tunasnya melainkan dagingnya yang disebut lahang jering.

16 November 2007

SMP Rambang Dangku

Sebelum mempunyai gedung sendiri, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di SD 3 Tebat Agung, mula mula bernama SMP Dangku sebagai penghormatan kepada masyarakat marge dangku karena sekolahnya terletak di wilayah marge rambang, dengan kata lain marge dangku dapat nama, marge rambang dapat tempat.

Gedung sekolah kemudian didirikan di desa Gerinam, sebagai desa yang paling dekat dengan wilayah urang ayek, sehingga hanya ada beberapa siswa saja dari marge dangku yang bersekolah di gerinam, diantaranya dari yang terdekat Muara Niru, Kuripan, Banuayu dan Baturaja.

Sengaja saya mengulas khusus tentang SMP di Gerinam, karena disanalah bertemunya dua budaya di Rambang Dangku, yang sering menyebabkan terjadinya perkelahian antar geng (geng rambang dan geng lematang) yang dilakukan oleh siswa yang memang senang berkelahi tentunya, namun lebih banyak yang menjadikan teman meskipun berbeda bahasa, tapi ada juga yang siap berkelahi saat bergabung dengan teman gengnya di luar kelas sekaligus menjadikan musuh gengnya sebagai teman saat di ruang kelas.

Sebagai siswa dari desa terjauh, untuk mencapai SMP Dangku saya harus menempuh perjalanan secara estafet, memerlukan ± 2 jam perjalanan, dimulai dari desa Baturaja tercinta menggunakan sepeda menuju Kuripan, kemudian sepeda dititipkan dibawah rumah pemilik ketek langganan untuk bersama dengan siswa dari Kuripan menyeberang menggunakan ketek ke Muara Niru, di Muara Niru bergabung lagi dengan siswa dari Banuayu dan Muara Niru berjalan kaki (kadang ikut truk pengangkut getah karet) menuju Gerinam.

SMP Dangku berganti nama menjadi SMP 1 Rambang Dangku setelah dibangun SMP 2 Rambang Dangku di Kuripan, sejak itu SMP di Gerinam tersebut hanya untuk jeme rambang karena urang ayek punya SMP sendiri yaitu SMP 2 Rambang Dangku.

Sebenarnya SMP 2 rencananya akan dibangun di Baturaja sebagai desa paling tengah, di bagian hulu ada Banuayu, Muara Niru dan Kuripan, dibagian hilir terdapat desa Pangkalan Babat, Dangku dan Siku. Namun karena Camat yang menjabat masa itu adalah putra Kuripan, sehingga dipaksakan dibangun di Kuripan, celakanya sewaktu Bupatinya akan meninjau SMP 2 tersebut, bertepatan dengan terjadinya banjir tahunan yang menggenangi areal sekolah yang memang dibangun di dekat lematang putus, artinya bukan tidak mungkin areal tersebut dulunya pernah dilalui aliran sungai lematang, akibatnya Camat tersebut langsung dimutasi, namun SMP tersebut tetap di Kuripan karena sudah terlanjur banyak bangunan didirikan.

Melalui blog ini, saya harap ada alumni SMP gerinam yang mau bertukar cerita atau sekedar mengucap salam, terutama angkatan 1989-1992

15 November 2007

Bahasa di Rambang Dangku

Sebelum adanya pemekaran wilayah, Kabupaten Muara Enim masih tergabung dalam kabupaten LIOT (Lematang Ilir Ogan Tengah) dengan Lahat dan Prabumulih. Terdapat tiga kecamatan rambang, yaitu Rambang Kapak Tengah, Rambang Lubai dan Rambang Dangku, dalam perkembangannya Rambang Kapak Tengah masuk dalam wilayah kota Prabumulih dan Rambang Lubai menjadi dua kecamatan yaitu Rambang dan Lubai namun tetap dalam wilayah kabupaten Muara Enim.

Wilayah Rambang Dangku memanjang dari utara ke selatan, wilayah utara dulunya termasuk wilayah marga Dangku yang dilalui sungai Lematang sehingga disebut urang lematang atau urang ayek sedangkan bagian selatan dilalui sungai Rambang sehingga disebut jeme rambang atau jeme darat.

Walaupun secara geografis berdekatan namun secara bahasa banyak perbedaan disebabkan dulunya mereka masih mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi utama sehingga interaksi yang paling sering terjadi adalah interaksi antar wilayah dalam satu aliran sungai, misalnya masyarakat lematang ilir dalam mengucap huruf R cenderung jelas dan huruf A di akhir kata dari bahasa indonesia dalam pengucapan seperti E dalam logat Melayu(malaysia) berbeda dengan sebagian masyarakat rambang dalam pengucapan huruf R seperti H dan bagi masyarakat beruge(benuang) talang ubi huruf A diakhir kata pengucapannya seperti E dalam cetek, kelek.

Contoh lainnya :
Indonesia Rambang Lematang ilir
orang uhang, jeme urang
kamu Kape-dengan dengan
cinta hibang ribang
bawa batak bawe
lihat kinah kinak
dekat cendak parak
rasa hase rase
peluang lukak lokak
jalan-jalan midang, behayau medang, berayau
karet para balam
kita kite tubo
enak lemak ilok
berkelahi begelut belage

12 November 2007

Boten Ngertos

Yanti baru menyelesaikan SD di Muara Enim, diajak bapaknya berlibur ke Kalisube Banyumas, desa kelahiran Bapaknya, ditemani buliknya, yanti diajak nyekar ke kuburan mbahnya.
Karena baru pertama kali ke jawa, banyak pertanyaan terlontar dari mulutnya

“weeii..! rumah itu besar sekali, bagus lagi. Bulik tahu nggak punya siapa ?” tanya yanti penasaran.

“boten ngertos.” jawab buliknya yang memang tidak mengerti bahasa indonesia.

“ooh!!”
“mobil itu punya boten ngertos juga, ya ?” tanya yanti lagi.

“ya!” jawab bulik sekenanya.

Sebelum sampai ke kuburan mbahnya, mereka melewati banyak kuburan lainnya.

“bulik, itu kuburan yang tidak terurus itu punya siapa ?”

“boten ngertos.” Sahut buliknya sambil membuka bungkusan kembang.

“kasihan sekali pak boten ngertos, saat hidupnya kaya raya tapi kuburannya tidak ada yang merawat” gumam Yanti dalam hati

*boten ngertos(banyumas dsk) = tidak tahu

08 November 2007

Beruk dan Kura kura

Suatu hari Kura kura berlomba menanam pisang dengan Beruk, tapi Kura kura menyuruh Beruk untuk menanam jantung pisang supaya cepat berbuah, bujuk Kura kura.
Sedangkan Kura kura menanam tunasnya, tentu saja jantung pisang yang di tanam Beruk lama kelamaan menjadi busuk, sedangkan tunas pisang yang di tanam Kura kura tumbuh menjadi pohon pisang.

Merasa dipermainkan kemudian Beruk mencari Kura kura, mendengar Beruk marah Kura kura kemudian sembunyi di dalam lubang lesung. Setelah lelah mencari, Beruk duduk di atas lesung sambil mencari cara agar dapat menangkap Kura kura.

“ Kura kura, dimana kamu?......” panggil Beruk kebingungan

“ uuutt……” jawab Kura kura dari balik lesung

Demikian berulang ulang, setiap di panggil oleh Beruk, selalu dijawab Kura kura dari balik lesung tempat Beruk duduk berjongkok, sehingga dia menyangka yang menjawab panggilannya adalah ‘burung’nya sendiri, karena marah dan kesal akhirnya dipukullah ‘burung’ sendiri sampai Beruk mati.

Sepeninggal Beruk, Kura kura mengambil biji ‘burung’ Beruk dan menjualnya sebagai obat, ketika obatnya terjual dan pembelinya tidak merasakan khasiat yang dijanjikan Kura kura, Kura kura ditangkap dengan tuduhan penipuan.

Saat akan dihukum bakar, Kura kura berkata :
“ lihat saja kulit saya, hitam dan gosong karena pernah dibakar tapi saya tidak mati “

“ kalau begitu, potong saja.! “ usul yang lain.

“ lihat lagi, kulit saya retak retak karena pernah dipotong…”

“ buang ke sungai, biar dia mati tenggelam “

“ jangaaan.., ampuun… “ teriak Kura kura pura pura takut.

Tanpa pikir panjang akhirnya Kura kura langsung dilempar ke sungai, padahal Kura kura adalah binatang amfibi, selain bisa berjalan di daratan juga bisa berenang di sungai.

Dongeng ini biasanya diceritakan Nenek kepada Cucu cucunya supaya mereka semangat memijit kulit neneknya yang keriput, mungkin tidak banyak pelajaran yang diambil dari dongeng tersebut, tapi yang pasti selain nenek tersebut bisa bugar setelah dipijit cucunya, dia juga bisa mengumpulkan cucunya, sehingga mereka menjadi akrab satu sama lain.

*uuut adalah jawaban kalau dipanggil seperti kata dalem bagi masyarakat jawa

07 November 2007

Gunung Kelud

Beberapa hari ini berbagai media tak pernah lepas dari berita meletusnya Gunung Kelud, namun ada kenangan lain ketika mendengar kata Gunung Kelud,
iseng iseng saya bertanya kepada teman sebaya saya apa yang pertama terlintas dibenaknya ketika mendengar kata Gunung Kelud, tanpa berpikir panjang dia langsung menyebut gambaran, suatu permainan menggunakan kertas bergambar selebar kotak korek api, di sebagian pulau jawa disebut wayangan

Gambaran ini ketika membeli baru (kajangan) masih berupa susunan gambar seperti komik berjumlah 36 gambar, diatas kertas karton(duplex), kedua sisinya bergambar, sisi bawah (non coated) berisi rambu rambu lalu lintas, sisi atas(coated) gambarnya di ambil dari scene cerita film yang sudah / sedang beredar ketika itu, seperti : Sundel Bolong, Rocky, Satria Madangkara, Gogle, Hulk. Selain itu ada yang berisi kumpulan jagoan semua yang diberi judul lakon lakon.
Gambar no.1 berisi judul cerita dan no.36 berisi gambar gunung meletus, lambang keaslian produk dari percetakan Gunung Kelud.

Untuk memainkannya, 36 gambar tersebut di potong-potong menjadi 36 buah. Setiap peserta memberikan satu buah gambaran, kemudian disatukan dan dilempar ke udara setinggi mungkin secara serentak, setelah gambaran jatuh ke tanah, kalau bagian gambar (coated) diatas disebut hidup, kalau sebaliknya disebut mati, tapi kalau jatuh pada rumput dan gambarannya tegak disebut tenggel, maka permainan diulang lagi.

Kondisi abu abu (tenggel) ini yang sering jadi biang kerok, karena kalau ada yang suka ngotot (kalau dalam serial Doraemon diwakili karakter Giant) pasti menganggap tenggel bila keadaan tidak menguntungkannya, tapi akan menganggap sah kalau keadaan menguntungkannya, karena faktanya tidak pernah ada tenggel sampai tegak lurus 90º.

Untuk mengatasi keadaan ini, biasanya peserta yang merasa lemah dalam diplomasi meminta permainan dengan dua gambaran tiap peserta, pemenangnya adalah yang paling banyak yang hidup, misal 2:1, 2:0 atau 1:0

Sebenarnya selain dilempar masih ada permainan menggunakan gambaran, seperti : pek qyu, seperti main domino, angkanya diambil dari nomor urut gambar. namun yang paling populer adalah dengan dilempar tersebut, populer sebelum akhirnya dikalahkan gem-bot(game board) sebagai cikal bakal semua mesin game saat ini.

31 October 2007

Ibung Ibung

Ibung ibung cakahkan kubis,
Dak katek kubis nangke jadilah,
Ibung ibung cakahkan gadis,
Dak katek gades jande jadilah. 2x

Ibung ibung cakahkan nangke,
Dak katek nangke rebung jadilah,
Ibung ibung cakahkan jande,
Daka katek jande ibung jadilah. 2x

26 October 2007

Legenda Dayang Rindu

Dayang rindu versi merge dangku adalah seorang wanita biasa dari desa Baturaja Rambang Dangku yang cantik wajah dan baik budi pekertinya, cerita tentang kecantikannya tersebar sampai ke kerajaan Palembang,

Kisahnya dimulai ketika seorang kekasihnya datang meminang, tidak ada yang menentang pinangannya, namun karena sudah menjadi adat bahwa yang menentukan pintaan (maskawin) bukan calon mempelai wanita tetapi keluarga besar dari wanita punya pintaan masing-masing, misalnya kakeknya minta ikan kepatung dari lubuk kepur, neneknya minta emas bemate, emaknya minta kain songket, dan seterusnya.

Akhirnya untuk memenuhi pintaan mereka, dia pergi merantau selama berbulan-bulan, sebelum pergi dia sempat berpesan kepada kekasihnya kalau sampai dia tidak kembali maka dia merelakan kalau dayang rindu menerima pinangan pemuda lain.

Dalam masa penantian, tanpa kabar berita dari sang kekasih, datanglah seorang pangeran dari kerajaan Palembang yang terpesona karena kecantikan dayang rindu bermaksud meminangnya, dengan berat hati karena didesak oleh keluarga akhirnya pinangan pangeran tersebut diterima, dengan pintaan yang sama seperti terhadap kakasihnya, tapi dengan kekuasannya dia memerintahkan kepada prajuritnya untuk mencari barang yang jadi pintaan pihak dayang rindu, tanpa perlu waktu lama pintaan tersebut terpenuhi.

Saat pernikahan akan dilangsungkan datanglah kekasihnya membawa pintaan, melihat dayang rindu akan melangsungkan pernikahan dengan orang lain marahlah dia, akhirnya terjadilah duel karena memperebutkan dayang rindu.
Melihat dua orang bertarung karena dirinya, dayang rindu datang di tengah pertarungan sambil mengacungkan pedang pada diri sendiri

“kalau memang kalian bertarung karena saya, maka saya akan membelah tubuh saya agar kalian mendapat bagian yang sama”

Tidak ingin orang yang mereka cintai menjadi terluka akhirnya mereka menghentikan pertarungan tersebut.

Dayang rindu kemudian memutuskan membatalkan kedua pinangan tersebut, dan akhirnya menerima pinangan pemuda lain dari Banuayu, dan bersumpah kalau ada perkawinan antara bujang desa Banuayu dan gadis desa Baturaja atau sebaliknya maka mereka tidak akan mempunyai keturunan.

Sebelum saya mem-post-kan legenda dayang rindu, saya gunakan search engine-nya google untuk mencari apakah ada yang pernah memuat cerita yang sama, karena saya tidak mau terulang kejadian ketika saya terlanjur menyebutkan bekarang sebagai bahasa sekitar merge dangku dalam artikel musem bekarang, ternyata saya menemukan banyak daerah lain menggunakan kata bekarang dengan arti yang sama.

Hasil yang saya dapatkan dalam pencarian itu, ternyata dayang rindu (dayang merindu) adalah putri raja yang pernah tinggal dalam Goa Putri, juga nama sebuah gedung kesenian di Muara Enim, nama varietas padi dan pernah juga dipentaskan sendratari dari Muara Enim tentang kisah putri dayang rindu di TMII Jakarta, nah lhoo….

Saya juga pernah mendengar versi lain dari seorang nenek dari desa Pangkalan Babat, yang menyebutkan dayang rindu adalah anak sunan yang melarikan diri ke desa Muara Niru karena dikejar orang belanda yang ingin memperistrinya.
saya dedikasikan buat keponakanku : Farrel Milan Nesta Maldini bin Fajri Jumairi yang baru lahir 25 oktober 2007 (terlepas dari sumpah dayang rindu)

19 October 2007

Pantun Lame

Embek-embek kambing betutu,
Makani rumput dibawah umah,
Jangan diambek gadis itu,
Karoanku parak umah.

Ketek-ketek udang di api,
Angkut-angkut dalam perau,
Kecik-kecik landak belaki,
Ngayam bakul lagi belum tau.

Jangan galak belamban bulo,
Belamban bulo gulak galek,
Jangan galak bebini jaoh,
Bebini jauh sukar balek.

Ilok nian belamban kerap,
Belamban kerap idakke titek
Ilok nian bebini parak,
Bebini parak gampang balek,

Pegisok ari aye,
Perlak pisang geda,
Ibung idak percaye,
Ngiremi besan bedah.

Perlak pisang geda,
Disimpan dalam pasu seng,
Ibung ngiremi besan bedah,
Sebab anaknye idak ngirem sen.

08 October 2007

Seribu Ringgit

Aran yang baru pertama mengunjungi neneknya di Rambang Dangku sangat antusias menawar sebuah durian yang dijual di kalangan.

“derian besak ini berape regenye, jut ?..” tanya Aran pakai bahasa daerah setempat yang baru dipelajarinya beberapa hari dari alif sepupunya.

“seribu ringgit bae, cung..” jawab kajut (nenek) tersebut.

“nenek ini gaul juga, pakai mata uang malaysia segala, pasti maksudnya seribu rupiah nih, mumpung murah nggak usah ditawar”. pikir Aran dalam hati

“ya udeh jut, beli sikok!” setelah membayar uang seribu Aran beranjak membawa duriannya.

“tunggu, cung. duetnye kurang tengah due ribu” cegah kajut itu.

“tengah due ribu?...” Aran tambah bingung

Alif sepupunya yang baru datang mendengarkan penjelasan kajut penjual durian tersebut, kemudian menjelaskan kepada Aran , bahwa istilah ringgit bukan mata uang malaysia yang dia kenal tapi seperti gopek, cepek, noceng sebagai istilah pasar.

* seribu ringgit = Rp. 2.500 (1 ringgit=2.5)
* tengah due ribu = Rp. 1.500 (tengah due=1.5)

04 October 2007

Banyak Jalan Menuju Permuleh

Dahulu kala, ketika aktifitas pengeboran minyak bumi oleh Pertamina di desa Baturaja masih berjalan lancar, satu-satunya jalur yang dipakai untuk ke kota Prabumulih adalah melalui Pangkalan Babat-Gunung Raja menggunakan jalan tak beraspal yang dibangun Pertamina, sebagai sarana penyeberangan selalu mengandalkan kapal ponton, walaupun harus menunggu agak lama.
namun ketika itu orang masih lebih senang belanja ke kalangan (pasar mingguan) yang diadakan setiap hari senin di desa Baturaja bersamaan dengan penjualan getah balam (karet), yang merupakan hari gajian bagi penakuk balam(penyadap karet).

Saat hasil minyak bumi mulai berkurang, aktifitas Pertamina pun mulai berkurang sehingga jalan Pertamina tidak terawat, kapal ponton yang diandalkan untuk penyeberangan mobil tidal beropasi lagi, sehingga orang mulai mencari jalur alternatif, diantaranya ikut taksi (angkutan umum) lewat jembatan Teluk Lubuk, atau melalui Kuripan naik ketek(perahu bermotor) ke Muara Niru diteruskan naik taksi.

Ketika PT. Tanjung Enim Lestari pabrik pulp di Banuayu beroperasi, bertambah satu jalur lagi bahkan jalur ini lebih disukai mengalahkan jalur Kuripan-Muara Niru yang berangsur-angsur sepi.

Selain jalur-jalur tersebut masih ada jalur lagi yang sangat jarang dipakai kecuali dalam keadaan benar-benar mendesak misalnya jembatan-jembatan kecil disepanjang jalan Kuripan-Banuayu ada yang tidak bisa dilewati atau terjadi banjir besar yang menengelamkan jalur tersebut.

Jalur terakhir ini menggunakan jalan yang dibangun Pertamina lewat Modong yang bebas banjir karena berada didataran tinggi namun membutuhkan waktu yang sangat lama karena memutar cukup jauh, walaupun nantinya akhirnya bisa sampai ke kota Permuleh(Prabumulih)

28 September 2007

Mas Katek Bisa Ngilang

Sumber : Sumadie (via SMS)

Asep sang jawara Banten baru datang di stasiun kereta api di Prabumulih, langsung bergegas mencari WC umum, karena pintu WC tertutup asep bertanya pada anak yang sedang nongkrong di sekitarnya.
“siapa didalam ?..” Tanya asep sok seram.
“katek!!!..” sahut anak itu sambil berlalu pergi
setelah lama menunggu, pintu WC belum terbuka juga, asep menggerutu
“kurang ajar, belum kenal saya”
akhirnya kesabaran asep habis, sambil mendobrak pintu dia berteriak,
“keluar..!!”
“hahh…, koq nggak ada orang didalam, hebat juga mas katek, punya ilmu ngilang….”

*katek/dak katek = tidak ada

25 September 2007

Lematang Putus

Menurut ilmu geografi genangan air yang terdapat di daratan di sebut danau, tapi di sepanjang sungai lematang sering dijumpai genangan air yang memanjang yang oleh masyarakat setempat disebut lematang putus karena memang terjadinya akibat aliran sungai berganti arah saat terjadi banjir besar dan deras, sehingga tempat yang tidak dilalui lagi oleh sungai tersebut alirannya menjadi putus, dan membentuk danau yang memanjang.

Kalau anda melihat hamparan beton seperti jalan tol yang menurun di desa Pangkalan Babat, tidak lain adalah bekas dermaga tempat bersandarnya kapal ponton, yaitu alat transpotasi sungai seperti jembatan dari besi yang ditarik kapal motor untuk mengangkut mobil atau alat berat lainnya dari pangkalan babat ke baturaja dan sebaliknya.

Kalau bekas dermaga itu bisa diterima karena di desa Baturaja banyak terdapat lokasi pengeboran milik Pertamina dan untuk menyeberang selalu menggunakan kapal ponton, sebelum adanya jembatan di desa Teluk Lubuk.
Namun letaknya yang di tengah-tengah desa cukup mengherankan, ini salah satu bukti bahwa aliran sungai lematang pernah melewati tempat tersebut, ditambah lagi didekat bekas dermaga tersebut terdapat lematang putus.

Selain terjadi secara alamiah, terdapat juga lematang putus yang sengaja dibuat untuk memperpendek jalur lintasan seperti yang terdapat di desa Kuripan
Jarak yang seharusnya cuma puluhan meter tapi menggunakan ketek (perahu bermotor) harus mengikuti aliran sungai sampai beratus-ratus meter, sehingga secara gotong royong masyarakat setempat menggali parit pada jarak terdekat, saat banjir datang menerjang, galian tersebut semakin lebar, aliran sungai yang melewati Muara Niru lama-kelamaan kedua ujungnya tertutup endapan, alirannya terhenti dan mulai membentuk lematang putus baru.

Banjir tahunan yang selalu datang saat surut selalu meninggalkan endapan lumpur yang tebal, sehingga bisa terjadi tempat yang dulunya adalah perairan berubah menjadi daratan yang sangat subur, dan anda jangan membayangkan lematang putus sebagai tempat wisata karena perairannya adalah tempat mencari ikan dan daratan sekelilingnya dijadikan perkebunan penduduk setempat.

22 September 2007

Kaos Lampu

Sumber : ilmanzuhriyadi.multiply.com

Bujang :
Becincin Kau Jeriji,
Lang Menari Lawan Kukunye
Payu Bepikir Ni Kau Diri,
Linjang Kujadi Lawan Jodohnye. 2x

Gadis :
Timpe Kemang Sakit Hasenye,
Tambah Bincul Ditimpe Limus
Ngape Dengan Oy Bujang Tue,
Ngintikan Gadis Badan Tekuhus. 2x

Bujang :
Bukanye Senang Duduk Ditangge,
Ciri Ku Duduk Jauh Pikiran
Jangan Takut Membujang Tue,
Tue Diluar Mude Didalam. 2x

Gadis :
Ketintang Membawe Taji,
Kemane Ncakah Saungye
Slop Jepang Dikde Tebeli,
Jangan bemance bebini Due. 2x

Bujang :
Aku Nyangke Derian Tinggi,
Rupenye Derian Masak Layu
Aku Nyangke Nak Ngajak Jadi,
Aku Yang Tinggal Dibuat Malu. 2x

Gadis :
Ade Antan Masih Nak Lesung,
Nutuk Hebuk Nak Ade Padi
Marak'i Gadis Ngudutlah Puntung,
Pantaslah Saje Gadis Belari. 2x

Bujang :
Terebang Burung Serindit,
Hinggap Diranting Nangke
Biarlah Tue Asal Beduit,
Segale Gadis Galak Gale. 2x

Gadis :
Sangkah Pintau Luluk Keluang,
Tegantung Luk Buah Labu
Oy Mak Mane Gadis Nak Ribang,
Hidangan Midang Bekate Buntu. 2x

Bujang :
Alangkah Panjang Ikuk Sapi,
Sapi Adelah Diseberang
Aku Heran Gadis Mak Ini,
Rate-rate Mate Duitan. 2x

Gadis :
Celane Tukak Jahit Ngan Jahum,
Teculak Buah Cungdire
Bujang Tue Gadis Gi Maklum,
Asak Kelepih Banyak Duitnya. 2x

Bujang :
Kalu Mak Ini Kain Potongan,
Dari Membeli Di Toko Cine
Kalu Mak Ini Pecak Potongan,
Pacaklah Jadi Bujang Tue. 2x

Gadis :
Ikuk Sawe Kepale Sawe,
Melilit Sibemban Burung
Sangkan Dikate Lah Bujang Tue,
Lajulah Buruk Barang Tegantung. 2x

Bujang :
Masih Lemak Sibemban Burung,
Bemban Banyak Dipinggir Laut
Masih Lemak Burung Tegantung,
Buruk Tekapar Dimakan Semut. 2x

Gadis & Bujang :
Jangan Nian Nyeberang,
Kalu Katik Perahu,
Jangan Mendengar Salah Tanggapan
Buruk Tegantung Kaos Lampu. 2x

18 September 2007

Cuka kicap

Seorang guru yang baru tugas di dusun baturaja, melihat ibung yang sedang memotong-motong juadah, karena guru tersebut terlihat penasaran ibung tersebut langsung menyodorkan sepotong untuk dicicipi, sambil menguyah penganan berwarna hitam tersebut, dia bertanya,
“terbuat dari apa kue ini ?..”
“cuka kicap !!..” sahut ibung tanpa mengindahkan pertanyaan si guru.
Setelah menghabiskan sepotong juadah dia berkomentar,
“enak sekali cuka sama kecap ini …..”

*cuka kicap = coba cicip

17 September 2007

Musim Bekarang

Bekarang dalam bahasa dusun sekitar merge dangku artinya mencari ikan disungai kecil (batang ari) atau lebung secara beramai-ramai, yaitu saat kemarau tiba yang membuat air di batangari mulai mengering, artinya saat bekarang dimulai.

Setiap tahun batangari tersebut dilelang dalam lelang lebak lebung sebagai pendapatan asli daerah, biasanya yai(kakek) saya mendapat dua sampai empat batangari kecil-kecil, sedangkan yang besar-besar biasanya diambil kepala desa (kades), yang nantinya mengajak seluruh warganya untuk bekarang bersama-sama, malam sebelum bekarang dilakukan beberapa orang keliling dusun sambil memukul kenong (gong kecil dari kuningan) yang diselingi pengumuman lokasi bekarang, besarnya tarif untuk dewasa dan anak-anak.

Lokasi yang selalu ditunggu-tunggu karena ikannya banyak dan besar-besar adalah lubok kepur, karena di lokasi ini banyak ikan tapa (sejenis ikan patin raksasa), berat ikan tersebut yang pernah saya saksikan 11 Kg, saya ingat karena ikan tersebut dibeli patungan 11 orang

Sebelum bekarang dimulai sambil memungut bayaran dari peserta, panitia mulai mengeruhkan air dengan cara mengangkat lumpur dan menyebarkannya keseluruh batangari tujuannya supaya ikannya mabuk dan keluar dari sarangnya, dipakai untuk campuran lumpur ada tube akar yang diambil dari akar pohon rambat liar.
Setelah ikan terlihat mabuk, bekarangpun dimulai, semua peralatan bekarang dikeluarkan mulai dari tangkul, tumbak, tirok, serampang, anggo, tanggok dan sebagainya. Sedangkan jala dan jaring tidak digunakan,Teriakan mulai terdengar ketika ikan besar melompat lolos dari dalam tangkul yang diangkat
Karena acara bekarang bisa seharian, tentu saja para ibu sudah sudah menyiapkan nasi sedangkan lauknya tinggal bakar ikan hasil tangkapan yang ditambah racikan bumbu cecal asam..

Selain ikut acara bekarang sekampung, saya bersama sepupu-sepupu sering ikut yai bekarang di batangari kecil, gratis tapi syaratnya ikan yang besar dan masih hidup buat yai, karena nantinya akan dijual dalam keadaan hidup, liciknya sepupu saya kadang sengaja membunuh ikan roan(gabus) yang masih hidup supaya tidak diambil yai .

Pada saat musim bekarang ikan melimpah, bermacam cara orang untuk mengawetkan ikan, mulai dari diasap(salai), di permentasi(rusep atau pekasam) sampai di jemur(balur).

Acara bekarang saat ini tidak semeriah dulu, entah karena ikan-ikannya tidak sebanyak dulu disebabkan pemakaian tube obat yang membunuh ikan sekecil-kecilnya, atau karena pergantian musim yang tidak menentu.

Tidak ada lagi cerita tentang ikan tapa yang bisa sebesar anak balita, anak-anak sekarang mungkin menganggap ikan tapa hanya legenda, seperti halnya saya menganggap legenda terhadap cerita tentang dugok, binatang air yang mirip monyet berambut panjang yang digunakan untuk menghisap darah mangsanya karena saya belum pernah menyaksikan langsung makhluk tersebut.

Budaya Mudik

Tidak seperti masyarakat jawa yang selalu menggunakan arah mata angin untuk menyebutkan tempat atau arah, seperti ujung kulon, laut kidul, gunung kidul dan sebagainya, masyarakat pesisir sungai lematang bari(kuno)khususnya dan sebagian besar sumatera mungkin tidak mengenal mata angin terbukti dengan tidak adanya bahasa lokal untuk menyebut mata angin, mereka menggunakan kata ulu(hulu) dan ilir(hilir) untuk menyebut arah, misalnya sungai lematang yang melewati merge dangku mengalir dari barat ke arah timur, sehingga ketika menunjuk kearah barat mereka menyebutnya ulu, dan timurnya menjadi ilir, sedangkan daerah yang dekat muara dinamai dengan muara yang diakhiri nama sungai/ batanghari tersebut, sehingga tercipta nama-nama seperti OKI(Ogan Komering Ulu), LIOT(Lematang Ilir Ogan Tengah), Muara Niru (muara dari batanghari niru), Muara Enim(muara dari sungai enim).

Kota palembang menjadi muara beberapa sungai besar di Sumatera Selatan, sehingga dulunya petani yang ingin menjual hasil hutan atau hasil kebunnya cukup mengikuti aliran sungai (ngilir), setelah mendapatkan uang hasil penjualan hasil alam tersebut, dan belanja barang dan kain, mereka pulang dengan cara mudik( berperahu motor melawan arus), namun saat angkutan darat mulai populer walaupun untuk berangkat masih lewat sungai tapi pulangnya mereka beralih menggunakan mobil, namun istilah mudik terlanjur melekat sebagai istilah pulang kembali ke dusun masing-masing, bahkan saat ini istilah mudik identik sebagai pulangnya para perantau saat lebaran tiba.