22 December 2007

Jeruk Kecut

Mang Toha adalah seorang pedagang buah yang sehari-hari mangkal di depan sebuah toko di jalan Sudirman kota prabumulih, suatu hari datang seorang calon pembeli yang turun dari mobil dan pakai seragam karyawan PT. TEL.

”mau beli apa pak?” sapa mang Toha ramah.

”mau beli jeruk, berapaan sekilonya?” jawab pembeli sambil balik nanya.

”murah pak, cuma tujuh ribu sekilo, bapak mau berapa kilo?” sahut mang Toha sambil mengeluarkan kantong asoi(kresek) dari saku celananya.

”tiga kilo aja mang,!” jawab si pembeli.

Dengan gesit mang Toha pun mulai membantu pembeli memilih jeruk sambil menyiapkan dacing, setelah dirasa cukup kemudian ditimbang.

Selagi mang Toha menimbang, si pembeli iseng nanya
”jeruknya kecut nggak mang?”

Tak disangka, mang Toha dengan emosi yang meledak membentak pembeli
”raih(muka) kau kecut..!, kamu lihat sendiri dan kamu yang pilih sendiri, jeruk segar begini kau bilang kecut...ha!!”

Setelah itu mang Toha mengeluarkan jeruk yang sudah di dalam kantong asoi.
Si pembeli yang ternyata orang sunda ini bengong, sambil melangkah pergi(tanpa jeruk tentunya) dia bergumam
”apanya yang salah..!??”

*kecut=asem(sunda), keriput/ tidak segar(prabumulih dsk)
*dacing=timbangan
-------------------------
dikirim oleh Abu Bakrin via SMS, alumnus SMP gerinam angk.1990-1993(namun tidak terlibat kasus ngerawan), bapak dari Naila ini sedang menyelesaikan S1 dan bekerja pada instansi pemerintah di prabumulih.

13 December 2007

Gara-gara Kayu Ngerawan

Ketika akan membangun kebun(taman) sekolah di SMP Gerinam, semua murid diberi tugas untuk membawa kayu, kalau membawa kayu anakan(sebesar ibu jari) harus membawa 20 batang, tapi kalau membawa jenjam(kayu besar) cukup dua batang perorang.

Hari senin saat murid yang lain membawa kayu, Yus, Anto dan Majid cuma membawa parang sambil mengolok-olok temannya yang susah-susah membawa kayu dari dusun yang jauh, rencananya mereka bertiga akan mencari kayu di hutan dekat sekolah.

Saat istiarahat, melihat kayu yang mereka bawa dipisahkan dari tumpukan kayu lain, dengan bangga Yus berkata :
“lihat tuh, cuma dengan modal parang, kami akan mendapatkan nilai besar karena membawa kayu yang bagus, lurus-lurus lagi”.

Tak lama berselang, terdengar suara Pak Sushadi lewat speaker :
“barang siapa yang membawa kayu yang diletakkan di depan TU, harap berkumpul di ruang Kepala Sekolah”.

Keluar dari ruang Kepsek, wajah ketiganya tampak lesuh, ternyata kayu yang mereka ambil adalah jenis ngerawan yang masih sebesar lengan, kalau sudah besar harganya mahal sekelas kayu jati.
(ini adalah kejadian nyata sekitar tahun 1990)
*ngerawan/merawan(hopea spp)
----------------
tambahan dari Yus :
pelakunya saya(Yus), Anto, Redi(majid nama bapaknya) dan Sudarman.
setelah nego orangtua siswa, pihak sekolah dan pemilik kebun akhirnya perorang kena Rp. 5.000

12 December 2007

Kedurok dan Kerebunting

Tertarik dengan khasiat dari karamunting yang tertulis di sebuah web, saya googling gambar dengan keyword karamunting, ternyata ada beberapa nama ilmiah dengan gambar yang berbeda, akhirnya setelah berhari-hari googling dengan keyword yang berbeda, saya punya kesimpulan sebagai berikut.


1. Rhodomyrtus Tomentosa
family Myrtaceae, disebut juga downy rosemyrtle, Ceylon hill cherry, putiknya seperti putik jambu yang menyerupai cotton bud, bunganya sama persis dengan bunga m. malabathricum, namun saya belum tahu namanya dalam bahasa setempat

2. Melastoma Malabathricum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk ungu, straits rhododendron, karamunting, dan di baturaja disebut kedurok, daunnya memanjang, buah yang matang berwarna ungu gelap memecah kulit buah yang menyerupai mahkota, sering diambil cabangnya untuk cangka betet(gagang ketapel).

3. Melastoma Sanguineum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk hitam, dark blueberry, hairy clidemia, keremunting, dan di baturaja disebut kerebunting, daunnya agak bulat berbulu, buahnya yang matang biru gelap berbulu rasanya manis meninggalkan warna seperti tinta di lidah

Dari pada salah obat, saya sengaja tidak menyebut khasiat dari karamunting, karena saya tidak tahu yang dimaksud penulis itu m. malabathricum atau m. sanguineum, tapi yang pasti bukan rhodomyrtus tomentosa.

06 December 2007

Ikan Tapa memang (pernah) ada

Disebut juga ikan tapah(Wallago Leerie/leerii) adalah ikan air tawar terbesar, untuk menambah pengetahuan warga Rambang Dangku tentang ikan tersebut, berikut ini saya petikkan diskusi dari http://www.fishyforum.com/ :

Aryanto :
... ada artikel tentang Ikan Arapaima Gigas. Ikan tawar terbesar di dunia dari Sungai Amazon. Dan disebut pula, yang bisa menjadi saingan secara ukuran adalah Ikan Lele Sungai Mekong (Thailand) dan Ikan Tapa (Indonesia), Saya jadi ingat.. kalau pas mancing di pedalaman Sungai Batanghari, menurut penduduk setempat ada ikan raksasa yang disebut Ikan Tapa, Konon ikan itu yang mbaurekso daerah setempat. Dan, konon kalau ikan ini menyabitkan ekornya mampu menenggelamkan perahu saking besarnya...Beberapa bulan yang lalu, di Jambi juga gempar karena seorang pemancing berhasil mendapatkan Ikan Tapa seberat 42 kg di daerah Aur Duri….

Roel :
….Ikan Tapah hidup di sungai yang besar, dengan dasar sungai yang berlumpur dan air yang mengalir dengan perlahan. Ikan ini amat lembap dan biasa menyembunyikan diri di dalam lubang-lubang yang terdapat di tebing sungai dan terusan atau mengekalkan diri di dasar sungai untuk mencari makanan.Ikan Tapah adalah pemangsa yang kuat makan. Makanan untuk ikan dewasa termasuk ikan yang lebih kecil, krustasia, dan moluska, manakala anak ikan biasanya makan serangga. Oleh itu, ikan ini adalah ikan perosak, khususnya terhadap ikan-ikan lain yang lebih bernilai.Ikan Tapah membiak pada musim panas sebelum musim hujan. Oleh itu, banyak ikan duri ini boleh ditemukan pada musim panas.Badan Ikan Tapah panjang dan amat padat. Ikan ini boleh tumbuh sehingga 2.4 meter (8 kaki) panjang. Kepalanya lebar, dengan mulut yang besar dan melekuk. Sudut-sudut mulutnya menjangkau ke belakang matanya. Gigi ikan ini amat tajam dan boleh menggigit manusia. Matanya kecil sahaja, dengan tepi di sekelilingnya. Ikan Tapah mempunyai dua pasang duri, dengan sirip dorsal yang kecil dan sirip belakang yang amat panjang.

Abrisam :
…Ikan tapah nama latinnya kalau tidak salah Wallago Leerie. bentuknya sperti ikan lele dan memiliki gigi yg tajam. Di sentra ikan hias barito kayaknya ada toko yg jual. …

Bh3t0x :
Semasa saya kecil di Palembang pernah melihat orang membawa seekor ikan dengan gerobak dorong dengan bobot kurang lebih 60-100 kg yang akan dibawa menuju pasar ikan. Ketika kutanyakan ikan itu disebut masyarakat dengan nama ikan Tapah. Bentuknya mirip dengan lele, tapi lebih mendekati dengan jenis ikan Lais…

Audi :
...bentuknya hampir sama dengan ikan patin tapi warnanya agak hitam belang kecoklatan, ntar kalo saya kepasar kalo ada yang besar akan saya foto buat mas aryanto, terakhir di sungai musi mendapatkan ikan tapah seberat 250 kg kira2 tahun 1998 bertepatan setelah jatuhnya pesawat singapore airland di s. musi

Pada posting lama(musim bekarang), saya pernah menyebut ikan tapa yang terakhir saya saksikan seberat 11 kg, ternyata kalau dibaca dari forum diskusi tadi ikan tapa seberat itu mungkin masih bayinya.

04 December 2007

Ikan Mudik sampai Langsatan

Menyambung artikel Musim Bekarang yang menyebutkan kegiatan mencari ikan pada waktu musim kemarau, berbeda saat musim penghujan kegiatan mencari ikan lebih bersifat individu karena hampir di setiap tempat ada ikannya, seperti di sawah, lematang putus, batangari dan lebung.

Pada saat banjir mulai datang, ditandai dengan banyaknya dijumpai tai belande(buih berwarna coklat) mengapung terbawa arus sungai lematang yang sangat deras, ibu-ibu mulai menyiapkan tangkul untuk menangkap ikan mudik, istilah tersebut yang pasti bukan ikan yang ingin berlebaran ke kampung asalnya, melainkan karena ikan-ikan tersebut hanya ada saat menjelang banjir dan berusaha berenang ke hulu(mudik).

Ikan mudik bukanlah nama satu jenis ikan tetapi kumpulan berbagai jenis ikan berukuran kecil, seperti langli, langkecobang, yang ukurannya tidak lebih besar dari touge(kecambah), saking kecilnya dalam memasaknya tidak perlu dikeluarkan isi perutnya, cukup digoreng dengan tepung seperti bakwan.

Begitupun petani, berangkat ke sawah tidak lupa membawa bubuh(perangkap ikan dari dari bambu), bagian berlobang yang semakin menciut didalam ditempatkan dibagian hilir dari aliran air supaya ikan yang berenang ke hulu masuk dalam perangkap.

Yang paling menyenangkan saat luapan sungai lematang sampai ke gorong-gorong di depan sawah milik yai(kakek), karena yai sudah menyiapkan langsatan yaitu perangkap ikan yang ditempatkan pada aliran air yang deras yang bentuknya hampir menyerupai gorong-gorong itu sendiri hanya saja tidak ada bagian atas dan terbuat dari bambu yang bagian lantainya dibuat menanjak ke ujung.

Saya bersama sepupu yang lain bergantian menunggu ikan yang tertangkap langsatan, seperti yang pernah saya ceritakan dalam Musim Bekarang, yai punya peraturan kalau dapat ikan yang besar harus dimasukan korongan(kurungan ikan) yai, selebihnya silahkan dibagi.

Langsatan yang dipasang pada batangari ukurannya lebih besar lagi, karena membutuhkan biaya besar biasanya diusahakan secara patungan, karena hasil yang didapat pun fantastis.

Namun karena cara kerjanya yang memanfaatkan arus yang deras, langsatan tidak akan mendapat hasil kalau air(banjir) naiknya perlahan karena arus yang ditimbulkan tidak terlalu deras, artinya kerugian bagi pengusaha langsatan besar.

01 December 2007

Menanggapi Komentar via SMS

Karena keterbatasan internet mobile, pengisian komentar tidak melalui blogger tapi melalui SMS, berikut ini komentar dari Abu Naila Bakrin:
  1. Kalau menurut saya banyak bahasa dusun baturaja yang dipakai tidak eksis, misalnya penakuk balam seharusnya penabah balam.
  2. Dalam cerita Dayang Rindu (DR) ada yang tidak sinkron antara sumpah DR yang menikah dengan bujang banuayu dengan fakta Fajri bujang baturaja yang beristrikan gadis banuayu.
  3. Sebutan jeme rambang seharusnya uhang rambang karena jeme adalah bahasa lubai atau pagaralam dan sekitarnya.

Karena comment dari blogger tidak tampil di layar HP, maka saya tanggapi melalui posting, supaya bisa dibaca melalui internet mobile :

  1. penabah balam sebenarnya kata bentukan dari nakuk balam yang disingkat menjadi naba yang hanya digunakan di baturaja, saya juga tidak menggunakan kata mantang yang dipakai di siku sampai tanahabang.
  2. kalau dibaca lagi sumpah DR berlaku dua arah, bisa bujang baturaja dengan gadis banuayu atau gadis baturaja dengan bujang banuayu, sebenarnya Fajri bukan orang pertama yang mementahkan sumpah DR, ibu saya menceritakan kisah DR sambil mencontohkan keluarga Darno yang mempunyai anak perempuan walaupun istrinya dari banuayu, menurut sebagian orang sumpah DR pupus setelah melewati beberapa generasi.
  3. untuk bahasa rambang memang Bakrin lebih jago dari saya, tapi saya akan lebih senang lagi kalau yang mengomentarinya dari jeme eeh..uhang rambang sendiri.

Bakrin juga berjanji akan mengirimkan beberapa cerita atau humor, kita tunggu saja ceritanya tapi supaya diingat bahasa yang digunakan tetap bahasa indonesia, karena pembacanya belum tentu mengerti bahasa kita