Showing posts with label Flora. Show all posts
Showing posts with label Flora. Show all posts

19 March 2008

Masa Keemasan Perkaretan Tanah Air

Kalau sebelumnya konsumen karet alam dunia sebagian adalah Amerika Serikat, negara Eropa dan Jepang, belakangan permintaan paling besar justru datang dari negara China setelah negara tersebut membangun insfrastruktur jalan raya seperti jaringan jalan-jalan tol yang luar biasa. Tersedianya prasarana jalan darat yang demikian telah melahirkan kebutuhan kendaraan bermotor.

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor maka meingkat pula permintaan akan ban kendaraan tersebut yang akhirnya melahirkan pabrikan-pabrikan kendaraan bermotor di negara tersebut yang membutuhkan jumlah karet alam yang meningkat pesat. Walaupun tersedianya sejumlah karet sentetis tetapi untuk ban kendaraan bermotor tetap kualitasnya lebih baik karet alam, dimana tingkat elastisitasnya lebih baik atau tingkat kekeyalan ban itu yang lebih baik.

Produsen karet alam dunia terbesar saat ini masih dipegang Thailand, menyusul Indonesia dan Malaysia. Kalau dilihat luasan kebun karet maka Indonesia berada tingkat teratas, tetapi kalau melihat jumlah produksi Indonesia kalah dengan Thailand, lantaran di negara tersebut kebun karet kebanyakan di kelola skala kebun besar oleh pemerintah. Sementara di Indonesia kebun karet terbesar justru dikelola oleh rakyat biasa dengan skala kebun yang kecil sehingga tingkat produksi juga terbatas.

Melihat kenyataan tersebut maka sudah seharusnya pemerintah Indonesia memperhatikan perkebunan karet ini dengan skala besar pula agar Indonesia menjadi pengekspor karet alam terbesar dunia.Produksi karet alam Indonesia saat ini memasuki masa keemasan dengan harga jual mencapai 2,8 dollar AS per kilogram (kg) atau harga tertinggi dalam sejarah perkaretan di tanah air.

-------------------
Library : Kompas

10 March 2008

Batangari yang Rasanya Manis


Saya sempat tidak percaya ketika pertama kali diberitahu sepupu saya kalau air batangari Benuang didekat kebunnya rasanya manis, dengan penasaran saya ikuti dia menuju batangari tapi sebelumnya kami mencari umbi yang harus dimakan sebelum masuk ke batangari tersebut.

Setelah melepas pakaian sambil mandi saya mulai menelan air sedikit sambil merasakan dengan lidah, ternyata benar air batangari tersebut berasa manis walaupun berpindah kebagian yang lain tetap saja manis semua.

Sehabis mandi, saya disuruh merasakan air putih yang ada di sudung ternyata sama airnya manis, akhirnya saya diberitahu bahwa bukan airnya yang manis tapi umbi yang kami makan tadi yang menyebabkan rasa manis pada semua air yang diminum.

Umbi tersebut tumbuh liar didalam hutan, tingginya hanya satu jengkal mirip bibit salak, umbinya berwarna putih tapi terdapat biji hitam kecil-kecil didalamnya, masyarakat setempat menyebutnya rendingan, ketika dimakan tidak terasa manis, manisnya terasa ketika minum air dan bertahan agak lama sebelum akhirnya hilang sendiri.

--------------
ketika saya berkunjung ke dusunlaman.net ternyata memuat tentang rendingan ini tapi dengan nama tahi(
Curculigo latifolia)


23 January 2008

Perbedaan Asam Kandis dan Sunti

Asam kandis asam gelugur

Ketiga asam siriang riang

Menangis badan dipintu kubur

Teringat badan tidak sembahyang


Itulah sebaris pantun bari yang dulu sangat populer, namun tidak semua orang mengenal bumbu asam tersebut, bagi masyarakat rambang dangku selain asam jawa sebagai bumbu asam yang bisa disimpan sampai lama juga mengenal sunti dari asam kandis.


Asam kandis adalah buah dari tumbuhan hutan yang kulit buahnya seperti rambai tapi lebih tebal, buahnya bergetah dan berbiji banyak tentu saja bukan termasuk keluarga mangga yang berbiji tunggal.


Saya pernah menemukan sunti dalam masakan padang yaitu kepala ikan mas sayur kesukaanku, tapi mereka menyebutnya asam kandis bukan sunti. Penasaran saya coba (lagi-lagi) googling dengan keyword asam sunti, hasilnya hampir tiap daerah mengartikannya secara berbeda, malaysia membahasnya lengkap dengan photo kulit buah rambai, aceh mengartikannya sebagai belimbing wuluh, daerah lain mengartikan sebagai mangga hutan bahkan ada yang tertukar menerangkan antara asam kandis, asam gelugur dan asam sunti.


Sebenarnya sunti adalah semua buah asam yang sudah dipotong atau dibelah kemudian di jemur sampai kering dan keriput, namun karena tiap daerah punya selera berbeda sehingga buah yang dijadikan sunti berbeda pula, misalnya masyarakat rambang dangku mengenal sunti sebagai asam kandis yang sudah kering. Seperti rusip yang diartikan wisatawan domestik yang berkunjung ke Babel sebagai fermentasi ikan teri(?), padahal tidak cuma ikan teri, masyarakat rambang dangku lebih sering membuat rusip pakai ikan sepat.


Selain asam jawa dan sunti untuk memberikan rasa asam pada masakan ada juga asam yang digunakan dalam keadaan segar seperti jeruk nipis, belimbing besi(wuluh), kulit buah rambai juga asam kandis yang belum dikeringkan.

12 December 2007

Kedurok dan Kerebunting

Tertarik dengan khasiat dari karamunting yang tertulis di sebuah web, saya googling gambar dengan keyword karamunting, ternyata ada beberapa nama ilmiah dengan gambar yang berbeda, akhirnya setelah berhari-hari googling dengan keyword yang berbeda, saya punya kesimpulan sebagai berikut.


1. Rhodomyrtus Tomentosa
family Myrtaceae, disebut juga downy rosemyrtle, Ceylon hill cherry, putiknya seperti putik jambu yang menyerupai cotton bud, bunganya sama persis dengan bunga m. malabathricum, namun saya belum tahu namanya dalam bahasa setempat

2. Melastoma Malabathricum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk ungu, straits rhododendron, karamunting, dan di baturaja disebut kedurok, daunnya memanjang, buah yang matang berwarna ungu gelap memecah kulit buah yang menyerupai mahkota, sering diambil cabangnya untuk cangka betet(gagang ketapel).

3. Melastoma Sanguineum
family Melastomatacease, disebut juga senduduk hitam, dark blueberry, hairy clidemia, keremunting, dan di baturaja disebut kerebunting, daunnya agak bulat berbulu, buahnya yang matang biru gelap berbulu rasanya manis meninggalkan warna seperti tinta di lidah

Dari pada salah obat, saya sengaja tidak menyebut khasiat dari karamunting, karena saya tidak tahu yang dimaksud penulis itu m. malabathricum atau m. sanguineum, tapi yang pasti bukan rhodomyrtus tomentosa.