04 October 2007

Banyak Jalan Menuju Permuleh

Dahulu kala, ketika aktifitas pengeboran minyak bumi oleh Pertamina di desa Baturaja masih berjalan lancar, satu-satunya jalur yang dipakai untuk ke kota Prabumulih adalah melalui Pangkalan Babat-Gunung Raja menggunakan jalan tak beraspal yang dibangun Pertamina, sebagai sarana penyeberangan selalu mengandalkan kapal ponton, walaupun harus menunggu agak lama.
namun ketika itu orang masih lebih senang belanja ke kalangan (pasar mingguan) yang diadakan setiap hari senin di desa Baturaja bersamaan dengan penjualan getah balam (karet), yang merupakan hari gajian bagi penakuk balam(penyadap karet).

Saat hasil minyak bumi mulai berkurang, aktifitas Pertamina pun mulai berkurang sehingga jalan Pertamina tidak terawat, kapal ponton yang diandalkan untuk penyeberangan mobil tidal beropasi lagi, sehingga orang mulai mencari jalur alternatif, diantaranya ikut taksi (angkutan umum) lewat jembatan Teluk Lubuk, atau melalui Kuripan naik ketek(perahu bermotor) ke Muara Niru diteruskan naik taksi.

Ketika PT. Tanjung Enim Lestari pabrik pulp di Banuayu beroperasi, bertambah satu jalur lagi bahkan jalur ini lebih disukai mengalahkan jalur Kuripan-Muara Niru yang berangsur-angsur sepi.

Selain jalur-jalur tersebut masih ada jalur lagi yang sangat jarang dipakai kecuali dalam keadaan benar-benar mendesak misalnya jembatan-jembatan kecil disepanjang jalan Kuripan-Banuayu ada yang tidak bisa dilewati atau terjadi banjir besar yang menengelamkan jalur tersebut.

Jalur terakhir ini menggunakan jalan yang dibangun Pertamina lewat Modong yang bebas banjir karena berada didataran tinggi namun membutuhkan waktu yang sangat lama karena memutar cukup jauh, walaupun nantinya akhirnya bisa sampai ke kota Permuleh(Prabumulih)

No comments: