14 April 2008

Ikan Sepat Laut Hidup di Sungai

Ketika bulan purnama tiba, guratan guratan dibulan seperti membentuk gambar, menurut orang orang tua dulu gambar tersebut adalah seorang nenek yang sedang memancing ikan sepat, kalau sampai ikan sepat tersebut memakan umpan dan kena pancing maka akan terjadi kiamat. Tentu saja cerita tersebut cuma dongeng, namun fakta bahwa ikan sepat memang jarang kena pancing adalah benar.

Bagi masyarakat Rambang Dangku ikan sepat ada dua jenis, ikan sepat bermata merah yang biasanya disebut sepat mate abang atau disebut juga sepat pinggir, sedangkan sepat yang lebih besar disebut sepat siam, saya tidak tahu apakah benar benar dari negeri siam(Thailand) atau hanya sekedar nama seperti nangke belande(sirsak), jambu Bangkok ataupun petai cine.

Suatu hari saya mendengar percakapan teman saya dengan pegawai pertamina (atau kontraktornya, tidak ada bedanya) dengan bahasa Indonesia seadanya saat mereka sedang mancing di pinggir sungai lematang, yang menarik perhatian saya adalah ketika dia mem-bahasa Indonesia-kan nama sepat siam menjadi sepat laut, bagi orang yang mengerti bahasa daerah sekitar mungkin bisa menangkap maksudnya, tapi bagi orang jawa mungkin timbul pertanyaan “sepat laut kok hidupnya di sungai”.

Masyarakat setempat mengartikan laut sebagai bagian tengah dari sungai dan sebagai antonimnya adalah pinggir yaitu bagian tepi sungai yang berbatasan dengan daratan, sehingga ketika teman saya tersebut bercerita tentang sepat dan dia bisa mem-bahasa Indonesia-kan sepat mate abang menjadi sepat mata merah atau sepat pinggir namun dia bingung mengartikan sepat siam sehingga memakai lawan kata pinggir menjadi laut sehingga sepat siam menjadi sepat laut.

No comments: