Pada saat kemarau, air yang mengalir di batangari(anak sungai) menjadi kering, padahal batangari adalah sumber air utama bagi petani di talang, kalau untuk sekedar minum dalam keadaan darurat mereka bisa memotong tumbuhan akar yang merambat pada pohon besar kemudian mendongak untuk menampung air yang mengalir dari potongan akar tersebut, tapi untuk menyiram tanaman mereka harus menggali sumur.
Bagi para masyarakat petani, sangat penting memilih tempat yang tepat untuk menggali sumur, salah salah bisa saja menggali sudah sangat dalam namun tidak ada mata air yang ditemukan atau walaupun ada tapi sedikit.
Masyarakat pedesaan punya cara sendiri untuk memilih tempat yang cocok untuk menggali sumur yaitu dengan cara menyebarkan daun pada malam hari di halaman yang akan digali kemudian paginya dilihat daerah mana yang paling banyak embun yang menempel pada daun yang disebar tadi malam maka daerah itulah yang paling cocok untuk menggali sumur. Lebih mudah lagi kalau mau membuat sumur dikebun karena tidak perlu menyebar daun, cukup melihat embun pada daun di pohon.
Cara tersebut ternyata berlaku juga pada masyarakat jawa, Pak Podo contohnya, selain menjadi karyawan pabrik di Serang Banten, dia sering diminta tolong untuk menggali sumur, karena cerita dari orang orang yang pernah memakai jasanya, sumur yang digali olehnya selalu mempunyai sumber air yang banyak, karena dia menerapkan ilmu melihat embun sebelum memutuskan tempat yang dipilih untuk dijadikan sumur, sama persis seperti yang dilakukan petani di Rambang Dangku
1 comment:
hallo rambang pengen link donk istriku orang rambang dangku daerahnya kauripan www.mesuji.blogspot.com
Post a Comment