08 November 2007

Beruk dan Kura kura

Suatu hari Kura kura berlomba menanam pisang dengan Beruk, tapi Kura kura menyuruh Beruk untuk menanam jantung pisang supaya cepat berbuah, bujuk Kura kura.
Sedangkan Kura kura menanam tunasnya, tentu saja jantung pisang yang di tanam Beruk lama kelamaan menjadi busuk, sedangkan tunas pisang yang di tanam Kura kura tumbuh menjadi pohon pisang.

Merasa dipermainkan kemudian Beruk mencari Kura kura, mendengar Beruk marah Kura kura kemudian sembunyi di dalam lubang lesung. Setelah lelah mencari, Beruk duduk di atas lesung sambil mencari cara agar dapat menangkap Kura kura.

“ Kura kura, dimana kamu?......” panggil Beruk kebingungan

“ uuutt……” jawab Kura kura dari balik lesung

Demikian berulang ulang, setiap di panggil oleh Beruk, selalu dijawab Kura kura dari balik lesung tempat Beruk duduk berjongkok, sehingga dia menyangka yang menjawab panggilannya adalah ‘burung’nya sendiri, karena marah dan kesal akhirnya dipukullah ‘burung’ sendiri sampai Beruk mati.

Sepeninggal Beruk, Kura kura mengambil biji ‘burung’ Beruk dan menjualnya sebagai obat, ketika obatnya terjual dan pembelinya tidak merasakan khasiat yang dijanjikan Kura kura, Kura kura ditangkap dengan tuduhan penipuan.

Saat akan dihukum bakar, Kura kura berkata :
“ lihat saja kulit saya, hitam dan gosong karena pernah dibakar tapi saya tidak mati “

“ kalau begitu, potong saja.! “ usul yang lain.

“ lihat lagi, kulit saya retak retak karena pernah dipotong…”

“ buang ke sungai, biar dia mati tenggelam “

“ jangaaan.., ampuun… “ teriak Kura kura pura pura takut.

Tanpa pikir panjang akhirnya Kura kura langsung dilempar ke sungai, padahal Kura kura adalah binatang amfibi, selain bisa berjalan di daratan juga bisa berenang di sungai.

Dongeng ini biasanya diceritakan Nenek kepada Cucu cucunya supaya mereka semangat memijit kulit neneknya yang keriput, mungkin tidak banyak pelajaran yang diambil dari dongeng tersebut, tapi yang pasti selain nenek tersebut bisa bugar setelah dipijit cucunya, dia juga bisa mengumpulkan cucunya, sehingga mereka menjadi akrab satu sama lain.

*uuut adalah jawaban kalau dipanggil seperti kata dalem bagi masyarakat jawa

1 comment:

Syam said...

Hahaha...
Ai cacam, alangka calak kure-kure.
Jadi teringat, Almarhumah nenek dulu sering ceritekan kisah yang same.