Ketika akan membangun kebun(taman) sekolah di SMP Gerinam, semua murid diberi tugas untuk membawa kayu, kalau membawa kayu anakan(sebesar ibu jari) harus membawa 20 batang, tapi kalau membawa jenjam(kayu besar) cukup dua batang perorang.
Hari senin saat murid yang lain membawa kayu, Yus, Anto dan Majid cuma membawa parang sambil mengolok-olok temannya yang susah-susah membawa kayu dari dusun yang jauh, rencananya mereka bertiga akan mencari kayu di hutan dekat sekolah.
Saat istiarahat, melihat kayu yang mereka bawa dipisahkan dari tumpukan kayu lain, dengan bangga Yus berkata :
“lihat tuh, cuma dengan modal parang, kami akan mendapatkan nilai besar karena membawa kayu yang bagus, lurus-lurus lagi”.
Tak lama berselang, terdengar suara Pak Sushadi lewat speaker :
“barang siapa yang membawa kayu yang diletakkan di depan TU, harap berkumpul di ruang Kepala Sekolah”.
Keluar dari ruang Kepsek, wajah ketiganya tampak lesuh, ternyata kayu yang mereka ambil adalah jenis ngerawan yang masih sebesar lengan, kalau sudah besar harganya mahal sekelas kayu jati.
Hari senin saat murid yang lain membawa kayu, Yus, Anto dan Majid cuma membawa parang sambil mengolok-olok temannya yang susah-susah membawa kayu dari dusun yang jauh, rencananya mereka bertiga akan mencari kayu di hutan dekat sekolah.
Saat istiarahat, melihat kayu yang mereka bawa dipisahkan dari tumpukan kayu lain, dengan bangga Yus berkata :
“lihat tuh, cuma dengan modal parang, kami akan mendapatkan nilai besar karena membawa kayu yang bagus, lurus-lurus lagi”.
Tak lama berselang, terdengar suara Pak Sushadi lewat speaker :
“barang siapa yang membawa kayu yang diletakkan di depan TU, harap berkumpul di ruang Kepala Sekolah”.
Keluar dari ruang Kepsek, wajah ketiganya tampak lesuh, ternyata kayu yang mereka ambil adalah jenis ngerawan yang masih sebesar lengan, kalau sudah besar harganya mahal sekelas kayu jati.
(ini adalah kejadian nyata sekitar tahun 1990)
*ngerawan/merawan(hopea spp)
----------------
tambahan dari Yus :
pelakunya saya(Yus), Anto, Redi(majid nama bapaknya) dan Sudarman.
setelah nego orangtua siswa, pihak sekolah dan pemilik kebun akhirnya perorang kena Rp. 5.000
No comments:
Post a Comment